Warga Thailand Konsumsi Daging Buaya Buntut Harga Babi Mahal

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Jan 2022 07:30 WIB
Warga Thailand memilih mengonsumsi daging buaya karena lebih murah daripada harga babi. Itu juga didukung pemerintah Thailand.
Warga Thailand memilih mengonsumsi daging buaya karena lebih murah daripada harga babi. Itu juga didukung pemerintah Thailand. (Foto: Istockphoto/ Ozgurcankaya)

Wattanasak menuturkan penjual yang tak memasang label harga produk atau yang menaikkan harga 'terlalu tinggi' akan didenda, dikutip dari National Thailand.

Untuk memastikan imbauan ini diterapkan di lapangan, Wattanasak meminta warga yang menemukan harga babi tak wajar untuk melapor ke badan tersebut lewat hotline 1569.

Menanggapi pilihan warga untuk mengonsumsi daging buaya, pemerintah Thailand mendukung pilihan masyarakat tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Thailand, Suwannachai Wattanayingcharoenchai mengatakan daging buaya mengandung banyak protein. Namun, ia mengingatkan daging buaya harus dimasak dengan benar agar terhindar dari kontaminasi bakteri.

Suwannachai menuturkan warga harus mencuci tangan dan peralatan secara rutin sebelum memasak daging buaya. Masyarakat juga tak dianjurkan memakan daging buaya setengah matang, dikutip dari Bangkok Post.

Salah satu penyebabnya adalah buaya berpotensi memiliki bakteri salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan.

Dua hal perlu diperhatikan untuk mendapatkan daging buaya berkualitas, yakni memiliki warna natural dan tak mempunyai bau menyengat.

Daging buaya juga harus dicuci sebelum dimasukkan ke mesin pembeku. Makanan tersebut juga harus dibalut dengan kertas perkamen yang dilapisi minyak sayur agar tak cepat basi.

Daging buaya bisa bertahan hingga 10-12 bulan di suhu -24 derajat hingga -18 derajat celcius. Di suhu -12 derajat hingga -8 derajat celcius, daging ini bisa digunakan untuk dua sampai empat bulan.

(pwn/chri)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER