Holocaust, Pembantaian Yahudi oleh Nazi Jadi Inspirasi Museum Minahasa
Peristiwa Holocaust menjadi inspirasi dalam pembangunan museum oleh komunitas Yahudi di Minahasa yang akhirnya menyulut kontroversi di Indonesia. Tragedi ini merupakan sejarah kelam di mana sekitar enam juta umat Yahudi dibantai Nazi.
Semua bermula pada 1933, ketika Adolf Hitler berkuasa di Jerman. Hitler menilai masyarakat Yahudi sebagai ras jahat yang berusaha mendominasi dunia. Rezim Nazi membingkai Yahudi sebagai ras, bukan agama.
Sebagaimana dilansir Britannica, Hitler menganggap masyarakat Yahudi sebagai polusi ras, juga kanker dalam lingkup sosial Jerman.
Hitler langsung serang Yahudi saat baru menduduki takhta
Sejak Hitler berkuasa pada 30 Januari 1933, langkah pertama yang ia lakukan adalah memastikan kekuasaan dan menghapuskan oposisi politik. Pada 1 April 1933, Hitler mulai menyerang umat Yahudi dengan memboikot bisnis mereka.
Sepekan kemudian, Nazi mengusir orang Yahudi dari layanan pemerintah. Di akhir bulan, partisipasi umat Yahudi di sekolah Jerman dibatasi dalam kuota tertentu.
Pada 10 Mei 1933, ribuan murid dan profesor Nazi menyerang perpustakaan dan toko buku di 30 kota Jerman untuk menghapus puluhan ribu buku yang ditulis oleh non-Arya dan mereka yang menentang ideologi Nazi. Buku-buku ini dibakar sebagai upaya membersihkan budaya Jerman dari tulisan 'non-Jerman.'
Pembantaian semakin merajalela pada Perang Dunia II
Pada September 1939, Perang Dunia II meledak. Situs History mencatat, pasukan Jerman memenuhi wilayah barat Polandia saat itu. Kepolisian Jerman lantas memaksa ribuan umat Yahudi Polandia keluar dari rumah mereka dan masuk ke kamp.
Sementara itu, properti warga Yahudi tersebut diberikan kepada etnis Jerman atau masyarakat non-Yahudi di Polandia.
Kamp Yahudi di Polandia dikelilingi dengan tembok tinggi dan kawat berduri yang berfungsi sebagai tahanan kota. Kamp ini diatur oleh Dewan Yahudi.
Masyarakat Yahudi di sana mengalami berbagai masalah, mulai dari pengangguran, kemiskinan, kelaparan, dan populasi berlebihan.
Di musim gugur 1939, beberapa pejabat Nazi membunuh 70 ribu warga Jerman yang dirawat karena penyakit mental ataupun difabel. Mereka disuruh menghirup gas beracun hingga mati dalam Program Eutanasia.
Program ini diprotes oleh pemuka agama Jerman dan kemudian dihentikan Hitler pada Agustus 1941. Meski demikian, pembunuhan terhadap masyarakat difabel terus dilakukan secara rahasia.
Sampai 1945, sekitar 275.000 orang yang dianggap cacat dari seluruh Eropa dibunuh. Sejumlah pihak menganggap Program Eutanasia ini berfungsi sebagai proyek percobaan untuk Holocaust.
Jejak pembantaian Yahudi di kamp konsentrasi Nazi bisa dibaca di halaman selanjutnya >>>