Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat terus memantau pergerakan pasukan Rusia yang disebut sudah mengepung Ukraina di tiga sisi. Sejumlah media Negeri Paman Sam pun mulai memperkirakan jalur serangan Rusia.
Pergerakan ini sudah mulai terpantau sejak sekitar satu bulan lalu, ketika Rusia mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di perbatasan negaranya yang terletak di timur Ukraina.
Setelah itu, Rusia juga menerjunkan sejumlah pasukan lainnya di Belarus yang berada di utara negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelenksy tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Rusia juga mengirimkan tentara ke Crimea, daerah di selatan Ukraina yang mereka caplok pada 2014 lalu.
Dengan demikian, kini pasukan Rusia sudah berada di utara, timur, dan selatan Ukraina. Dari ketiga sisi itu, salah satu media AS, CNN, memprediksi jalur serangan Rusia.
Perbatasan Rusia di timur Ukraina
Saat ini, kebanyakan perhatian tertuju pada pengerahan pasukan di perbatasan Rusia, tepatnya yang berbatasan langsung dengan Kota Luhansk dan Donetsk di Ukraina.
Mengingat kawasan tersebut merupakan titik panas saat Rusia mencaplok Crimea, para ahli menganggap daerah itu juga kini bisa menjadi pintu masuk untuk menyerang Ukraina.
Rusia pun diduga terus memperkuat pasukan di dekat Luhansk dan Donetsk belakangan ini. Dugaan ini diperkuat dengan citra satelit yang didapatkan CNN dari perusahaan teknologi Maxar.
Berdasarkan citra satelit itu, terlihat pangkalan militer Rusia di Yelnya sudah sepi alutsista. Tank hingga artileri dari pangkalan itu diduga sudah dipindahkan ke dekat perbatasan Ukraina.
Warganet juga mulai membaca pergerakan ini setelah pada akhir tahun lalu, sekitar 700 tank, kendaraan infanteri, hingga pelontar rudal balistik menghilang dari pangkalan Yelnya.
Sejumlah video yang tersebar di media sosial menunjukkan alutsista tersebut dibawa ke arah kawasan Bryansk. Daerah itu sangat dekat dengan Ukraina.
[Gambas:Video CNN]
Bergerak sedikit ke arah timur laut, aktivitas pasukan Rusia di Kota Kursk yang berbatasan dengan Ukraina juga terpantau kian intens, berdasarkan pengamatan sejumlah ahli.
"Kami melihat penambahan masif kendaraan dan personel di Kursk," ucap ahli pelacakan pergerakan militer di Rochan Consulting, Konrad Muzyka.
Pengamat dari Potomac Foundation yang mengikuti manuver pasukan Rusia, Phillip Karber, juga mengamini penelusuran Muzyka di Kota Kursk.
"Formasi serang Rusia, yaitu Tentara Tank Garda Pertama yang biasanya disiagakan di Moskow, sudah bergerak ke selatan sekitar 400 kilometer dan berkumpul di area optimal untuk serangan bersenjata di rute invasi Kursk-Kiev," katanya.
Skenario Rusia Serang Ukraina dari Belarus di Utara dan Crimea di Selatan bisa baca di halaman selanjutnya >>>
Belarus
Di utara, Rusia juga sudah menyiagakan puluhan ribu pasukan di Belarus. Mereka berdalih, pasukan itu mengikuti latihan militer gabungan bersama pasukan Belarus yang digelar sejak pekan lalu hingga 20 Februari mendatang.
Rusia memang terus menegaskan bahwa pasukannya hanya akan berlatih. Namun, waktu pelaksanaan latihan itu membuat para ahli bertanya-tanya.
Para pengamat di CSIS memaparkan hasil analisis yang mengindikasikan Rusia dapat menyerang langsung Ukraina dari Belarus dalam waktu dekat.
Belum lagi, pengerahan pasukan di Belarus itu juga disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak Perang Dingin. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengungkap sejumlah alutsista yang diboyong Rusia.
"Kemungkinan 30 ribu tentara tempur, pasukan operasi khusus Spetsnaz, jet-jet tempur termasuk SU-35, rudal kemampuan ganda Iskander, dan sistem pertahanan udara S-400," tutur Stoltenberg.
[Gambas:Photo CNN]
Sejumlah pihak pun khawatir Rusia bisa menyerang Ukraina dari Belarus. Seorang diplomat Eropa anonim bahkan mengatakan kepada CNN bahwa dari Belarus, Rusia bisa menyerang langsung ke Ibu Kota Ukraina, Kiev.
"Saya sangat sangat khawatir," tutur diplomat itu.
Kekhawatiran kian menjadi setelah citra satelit menunjukkan sejumlah pasukan Rusia bergerak semakin dekat ke arah Ukraina, bergeser beberapa ratus mil dari tempat latihan berlangsung.
Namun, jika memang terjadi, akan banyak aral yang menghalangi invasi Rusia melalui Belarus. Untuk mencapai Ukraina, pasukan harus melewati daerah yang dikenal sebagai Rawa Pripet.
Kawasan hutan belantara yang dikelilingi perairan itu dikenal sangat sulit ditembus. Pada masa perang tahun 1941, pasukan Nazi dilaporkan gagal menembus Uni Soviet karena harus melewati daerah ini.
Lembaga Study of War mencatat, "Rawa itu akan sangat sulit. Di beberapa titik bahkan mustahil bagi pasukan bermesin untuk menembusnya ketika basah."
Skenario Rusia Serang Ukraina dari Crimea di Selatan bisa dibaca di halaman selanjutnya >>>
Crimea
Crimea merupakan jalur terakhir yang kemungkinan bisa dipakai, meski sampai saat ini belum ada riset mendalam mengenai persentase potensinya.
Walau demikian, citra satelit Maxar memperlihatkan pengerahan pasukan di daerah yang dicaplok Rusia di selatan Ukraina itu.
Citra itu memperlihatkan lebih dari 550 tenda tentara dan ratusan kendaraan militer sudah tiba di Ibu Kota Crimea, Simferopol.
Maxar juga mencatat pengerahan sejumlah besar pasukan di Kota Slavne yang terletak di barat laut Crimea.
Pengerahan itu terjadi di hari yang sama ketika sejumlah kapal perang Rusia bersandar di pelabuhan utama Crimea, Sevastopol.
Begitu besar pergerakan ini, Angkatan Laut Ukraina sampai-sampai merilis pernyataan bahwa, "Rusia terus memiliterisasi Kawasan Laut Hitam, mengerahkan kapal-kapal untuk menekan Ukraina dan dunia."
Angkatan Laut Ukraina pun mengaku "siap untuk melakukan segala skenario dan provokasi untuk mempertahankan negara kami dari kawasan laut."
[Gambas:Photo CNN]
Analis dari CSIS mengungkap bahwa Rusia bisa memulai serangan dari Odessa, kota pelabuhan Ukraina yang terletak di barat laut Ukraina.
"[Mereka bisa menyerang] dengan mengerahkan kapal-kapal amfibi mereka langsung menuju pelabuhan di Odessa dan langsung bergerak menuju kota," demikian bunyi analisis CSIS.
Menurut CSIS, skenario itu dapat membawa dampak sangat besar bagi Rusia, tapi risikonya juga tinggi. Pasalnya, Odessa merupakan kota padat yang akan sangat menguntungkan bagi pertahanan Ukraina.
Selain itu, Rusia juga harus berhadapan dengan pasukan udara dan darat Ukraina yang tentu sudah bersiaga di kota padat penduduk tersebut.