Jakarta, CNN Indonesia --
Konflik Rusia dan Ukraina kini semakin memanas. Rusia disebut-sebut bakal menginvasi Ukraina, mengingat negara itu telah menempatkan ribuan pasukan mereka di perbatasan Kiev.
Tak hanya dengan Ukraina, berikut beberapa negara lain yang pernah memiliki konflik ke Rusia:
Georgia
Georgia merupakan salah satu negara yang pernah mengalami konflik dengan Rusia. Konflik antara dua negara ini dimulai di awal 1990-an, kala Rusia dan Georgia baru saja menjadi negara merdeka setelah pecahnya Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Georgia dilanda perang sipil, di mana provinsi Ossetia Selatan dan provinsi Abkhazia berlomba mendeklarasikan kemerdekaannya, dikutip dari History.
Di akhir 1990-an, Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperluas pengaruh mereka di wilayah Timur dan Tengah Eropa.
Georgia bergerak lebih jauh ke Barat, bahkan bergabung dengan koalisi pimpinan AS yang berperang dalam Perang Irak pada 2003. Proses ini meningkat setelah pemilihan Presiden yang pro-Barat Mikheil Saakashvili pada 2004.
"Georgia jelas memulai proses mencoba keluar dari lingkup pengaruh Rusia," kata ahli sejarah Rusia modern dan urusan keamanan, Mark Galeotti.
"Itu (Rusia) perlu menjaga pengaruhnya, dan bila ia melepaskan Georgia, siapa lagi yang akan ikut selanjutnya?" lanjut Galeotti.
Mengutip Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), perluasan NATO di wilayah itu diartikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai tindakan bermusuhan yang bertujuan untuk mengepung dan melemahkan Rusia.
Rusia kemudian memutuskan menyerbu wilayah Georgia, memanfaatkan konflik sipil yang terjadi.
Negara lainnya yang pernah konflik dengan Rusia, baca di halaman berikutnya...
Ukraina semakin disoroti setelah kabar invasi Rusia di negara itu meluas. Meski demikian, jejak konflik antara Moskow dan Kiev dimulai sejak 2014 kala Rusia mencaplok semenanjung Crimea dari Ukraina.
Sebagaimana dilansir Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), krisis Ukraina dimulai saat terjadi protes di Kiev pada November 2013. Masalah ini membuat Presiden Ukraina kala itu, Viktor Yanukovych pergi dari negaranya.
Di Maret 2014, pasukan Rusia menyerbu wilayah Crimea dan kemudian secara resmi mencaplok wilayah itu. Pencaplokan ini berhasil karena warga Crimea memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia dalam referendum lokal.
Krisis tersebut juga memicu perpecahan etnis di Ukraina.
Dua bulan kemudian, separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur mengadakan referendum untuk mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina.
Meski Moskow membantah keterlibatannya dalam bentrok tersebut, Ukraina dan NATO melaporkan penempatan pasukan Rusia di dekat Donetsk. Wilayah ini juga disebut-sebut bakal menjadi salah satu pintu masuk Rusia untuk menyerang Ukraina.Sejak itu, bentrok antara separatis pro-Rusia dan militer Ukraina terus terjadi. Bentrok ini diperkirakan menyebabkan 10.300 orang meninggal dunia sejak April 2014.
Rusia juga dikatakan terus memperkuat pasukan di dekat Luhansk dan Donetsk belakangan ini. Dugaan ini diperkuat dengan citra satelit yang didapatkan CNN dari perusahaan teknologi Maxar.
Berdasarkan citra satelit itu, terlihat pangkalan militer Rusia di Yelnya sudah sepi alutsista. Tank hingga artileri dari pangkalan itu diduga sudah dipindahkan ke dekat perbatasan Ukraina.
Seperti diketahui, Rusia dilaporkan akan menginvasi Ukraina dalam waktu dekat. Rusia telah menempatkan ribuan pasukan mereka di dekat perbatasan Ukraina, membuat negara Barat khawatir Moskow akan memulai perang.