Pejabat administrasi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan penempatan pasukan Rusia di wilayah separatis Ukraina tak akan memicu sanksi yang lebih luas, Senin (21/2). Meski demikian, ia mewanti-wanti kemungkinan invasi skala besar dapat terjadi kapan pun.
Pejabat ini mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman pasukan Rusia ke wilayah separatis bukanlah penyimpangan, mengingat Rusia telah melakukan hal ini sejak lama.
Lihat Juga : |
Maka dari itu, penempatan pasukan tersebut dinilai tidak akan memicu sanksi yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukanlah invasi lanjutan, mengingat wilayah tersebut telah mereka kuasai," ujar pejabat ini.
Ia juga menilai penempatan pasukan Rusia di Donbas bukanlah sesuatu yang baru.
"Pasukan Rusia pergi ke Donbas bukanlah langkah baru. Rusia telah lama memiliki pasukan di wilayah Donbas selama delapan tahun. Mereka kini memutuskan melakukan ini dengan lebih terbuka," lanjutnya.
Seorang pejabat lain juga menyampaikan AS bakal terus menempuh jalan diplomatik dengan Rusia sampai 'tank dikerahkan.'
Meski demikian, beberapa pejabat ini ragu Biden bakal bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengingat Biden hanya mau bertemu Putin bila Rusia tidak menginvasi Ukraina.
Sebelumnya, Putin mengakui dua wilayah Ukraina yang kini dikuasai separatis sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk. Ia juga memerintahkan penempatan pasukan di dua wilayah itu untuk 'menjaga perdamaian.'
Keputusan Putin ini menuai kecaman dari AS, dengan Gedung Putih menyatakan bakal mencegah investasi AS di area tersebut.