Israel dilaporkan menembakkan rudal ke provinsi Quneitra di perbatasan Suriah, Rabu (23/2).
Militer Suriah mengklaim insiden ini menimbulkan kerugian material. Meski demikian, militer tidak memberikan detail mengenai dampak rudal Israel tersebut.
Militer menuturkan rudal tersebut diluncurkan sekitar pukul 12.30 pagi waktu setempat dari Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang masih diduduki Israel. Wilayah ini berada di sisi lain daerah netral (buffer zone) yang diawasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dataran Tinggi Golan merupakan zona militer strategis yang dicaplok Israel dari Suriah saat Perang Enam Hari 1967.
Sementara itu, juru bicara militer Israel menolak permintaan Reuters terkait komentar atas serangan ini.
Ini bukan pertama kalinya Israel menembakkan rudal ke Suriah.
Pada 8 Februari lalu, militer Israel menembakkan rudal ke negara itu untuk membalas serangan misil anti-pesawat yang datang dari Damaskus.
Penyerangan ini terjadi setelah Suriah mengklaim berhasil mencegat rudal Israel yang lebih dulu diluncurkan. Rudal Israel ini disebut menargetkan Ibu Kota Damaskus.
Pemerintah Presiden Bashar Al-Assad kemudian memutuskan membalas serangan tersebut dengan mengirimkan rudal ke wilayah Israel.
Seorang juru bicara militer Israel menolak mengomentari laporan soal serangan pertama ke Damaskus. Namun, Tel Aviv menyampaikan telah meluncurkan rudal balasan ke Suriah untuk merespons peluncuran rudal anti-pesawat.
Israel kerap meluncurkan serangan ke Suriah untuk menargetkan pasukan pemberontak pro-Iran, termasuk Hizbullah yang selama ini mendukung Assad.