Pemimpin kelompok separatis Donetsk dan Luhansk di timur Ukraina meminta bantuan Rusia usai mengklaim pasukan Ukraina melancarkan agresi militer ke wilayah mereka.
Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan ada permintaan bantuan secara tertulis dari pemimpin Republik Donetsk, Leonid Pasechnik, dan pemimpin Republik Luhansk, Denis Pushilin.
Permintaan bantuan ini diungkapkan Peskov sebelum Rusia akhirnya melancarkan operasi militer khusus ke Donbas, wilayah yang menaungi Donetsk dan Luhansk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepala kedua republik meminta kepada Presiden Rusia untuk membantu memukul mundur agresi angkatan bersenjata dan formasi Ukraina, sesuai dengan Pasal 3 dan 4 dari perjanjian persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik antara Rusia dan republik (Donetsk dan Luhansk)," kata Peskov mengutip surat itu seperti dilansir TASS.
Hal tersebut dilakukan, katanya, untuk mencegah korban sipil yang tewas dan bencana kemanusiaan.
Dalam surat itu, pemimpin separatis juga menekankan situasi yang memburuk akibat ancaman dari Kiev, sehingga warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan dievakuasi ke Rusia.
"Di tengah agresi militer yang berkelanjutan dari Angkatan Bersenjata Ukraina, republik-republik itu mengalami kehancuran," kata Peskov masih mengutip surat itu.
Bagian-bagian yang hancur menurutnya berupa infrastruktur sipil dan industri, sekolah, rumah sakit, dan taman kanak-kanak, serta yang terburuk, kematian penduduk sipil, termasuk anak-anak.
Kiev, sambung Peskov, terus melanjutkan pembangunan militer di sepanjang garis perbatasan. Mereka secara bersamaan juga menerima dukungan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain.
"Rezim Kiev bertekad untuk menyelesaikan konflik dengan kekerasan" tegas dia.
Peskov juga mengatakan pemimpin kedua wilayah mengungkapkan rasa terima kaish kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan wilayah mereka.
Media Rusia juga melaporkan narasi serupa. Kantor berita Rusia melaporkan pasukan keamanan Ukraina telah menembaki wilayah Donetsk, mengutip laporan dari kantor perwakilan Republik Rakyat Donetsk.
Kantor berita negara RIA-Novosti mengutip laporan yang mengatakan penembakan itu terjadi di sebuah desa tambang Trudovskaya, di pinggiran Donetsk, sekitar pukul 02:40 pagi waktu setempat.
Media tersebut menuturkan sedikitnya sepuluh mortir berukuran 120mm telah ditembakkan oleh pasukan Ukraina. Mortir tersebut merupakan senjata berat yang dilarang oleh pemerintah Perjanjian Minsk.
Televisi pemerintah Rusia juga melaporkan kebakaran hebat di bagian-bagian yang dikuasai separatis di Ukraina timur. CNN tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut.
Negara Barat terutama Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa Rusia dapat menggunakan cara apa saja dengan false flag operation untuk membenarkan invasi ke Ukraina, termasuk klaim pasukan Ukraina telah menyerang Donetsk.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Parlemen Ukraina Umumkan Darurat Nasional hingga Trump Puji Putin |
Dalam pidato singkatnya pada Kamis pagi, Putin mengumumkan operasi militer khusus ke Donbas meski mengaku bahwa Rusia tak berniat menduduki Ukraina.
Putin berdalih operasi militer itu dilancarkan karena sudah tak bisa menoleransi ancaman pasukan Ukraina di wilayah bergolak itu. Putin bahkan memerintahkan pasukan Ukraina yang berada di Donbas dan sekitarnya untuk mundur.