Duta Besar Ukraina untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sergiy Kyslytsya menyatakan tindakan untuk mengurangi konflik alias de-eskalasi konflik Rusia vs Ukraina sudah terlambat. Hal itu ia sampaikan pada pertemuan darurat dewan keamanan PBB pada Rabu (23/2) malam setempat.
"Karena sudah terlambat, rekan-rekan terkasih, untuk berbicara tentang de-eskalasi, sudah terlambat," kata Kyslytsya dilansir dari CNN, Kamis (24/2).
"Presiden Rusia sudah menyatakan perang," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kyslytsya lantas mengingatkan isi dari pada piagam PBB yang menyatakan ketentuan bahwa hanya negara-negara cinta damai yang kan diterima sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Ia pun meminta agar duta besar Rusia melepaskan jabatannya sebagai presiden dewan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga telah memohon kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang 'atas nama kemanusiaan'. Ia kemudian menambahkan bahwa perang akan melahirkan konsekuensi yang besar untuk Ukraina dan bahkan pada ekonomi dunia.
"Presiden Putin, dalam nama kemanusiaan, tarik balik pasukan Anda ke Rusia," kata Guterres
Lihat Juga : |
Putin diketahui telah mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina pada Kamis (24/2) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Putin menegaskan Rusia tidak dapat menoleransi ancaman Ukraina dan mewanti-wanti intervensi asing dalam konflik ini. Ia bahkan memperingatkan pasukan Ukraina yang berada di Donbas dan sekitarnya untuk mundur atau menerima konsekuensi berat.
Donbas atau Donbass merupakan wilayah di timur Ukraina yang menaungi Donetsk dan Luhansk. Wilayah ini telah lama dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Donbas menjadi titik panas konflik berdarah antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis sejak pencaplokan Crimea oleh Rusia berlangsung pada 2014 lalu.
(asa)