Jakarta, CNN Indonesia --
Pasukan Wagner Group terus menjadi sorotan sejak awal Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah menyewa pasukan Wagner Group untuk membantu pasukan Rusia menginvasi Ukraina. Para tentara bayaran ini bahkan terkenal atas dugaan kebrutalan mereka selama beroperasi di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, beredar video yang berisi tentara Wagner mengeksekusi pembangkang. Dalam rekaman itu, tampak seseorang membawa palu godam dan memukul kepala sang pembangkang.
Menanggapi video itu, Bos Wagner Yevgeny Prigozhin hanya mengatakan prajuritnya tengah bersenang-senang.
Terlepas dari itu, bagaimana sejarah Wagner dan siapa saja pendirinya?
Berdasarkan laporan Uni Eropa, Wagner Group didirikan mantan tentara Rusia Dmitry Utkin sebagai organisasi militer swasta pada 2014.
[Gambas:Video CNN]
Utkin memilih nama Wagner lantaran kecintaan dia terhadap komposer anti-Semit Richard Wagner. Jenderal itu juga dilaporkan mengagumi neo-Nazi.
Di tahun yang sama, Wagner pertama kali menunjukkan diri di medan perang saat membantu Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina. Tentara bayaran ini juga disebut terlibat dalam upaya gerakan separatisme di Luhansk dan Donetsk agar merdeka dari Ukraina.
Tak hanya itu, mereka dilaporkan terlibat dalam perang di Libya untuk mendukung Jenderal Khalifa Haftar pada 2019, Ketika itu, Haftar melakukan serangan terhadap pemerintah di Tripoli, demikian dikutip iNews.
Mereka juga sempat beroperasi di Republik Afrika Tengah. Di negara ini tentara Wagner dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia termasuk pelecehan seksual terhadap perempuan saat bekerja dengan pasukan pemerintah.
Di sisi lain, tentara Wagner juga dituduh bekerja sama dengan para pemberontak untuk mendapatkan berlian yang ditambang secara lokal.
Wagner juga pernah terbang ke Mali untuk berperang melawan kelompok ekstrimis Islam.
Siapa bos Wagner Group yang terkenal bengis? Baca di halaman berikutnya >>>
Bicara Wagner Group tak hanya soal tentara bayaran tetapi juga melibatkan sang bos organisasi itu saat ini, Yevgeny Prigozhin.
Sejak dipegang Prigozhin, Wagner Group terus aktif terlibat dalam beberapa konflik di luar Rusia. Prigozhin juga disebut menyumbang dana operasional untuk Wagner Group.
Prigozhin juga menyediakan amunisi dan pesawat udara. Namun, sejauh ini tak ada informasi pasti berapa nominal yang digelontorkan pebisnis itu.
Ia semakin menjadi sorotan usai mengklaim dirinya sebagai bos Wagner. Pengakuan ini sebetulnya memicu keretakan antara Wagner dan Kremlin.
Pemerintah Moskow semakin ketar-ketir usai Prigozhin mengumumkan kemenangan di Soledar pada Januari lalu.
Sejumlah pejabat di Kremlin sampai-sampai merekomendasikan kepada media televisi pemerintah untuk tak berlebihan mempromosikan Prigozhin dan tentaranya.
Beberapa pihak bahkan mengklaim Prigozhin ditakuti pemimpin di Kremlin. Mereka sampai-sampai meminta televisi dan media di Rusia agar tak melebih-lebihkan promosi dia dan tentara Wagner.
Sementara itu, sejumlah pengamat menilai Prigozhin memang berambisi menjadi pejabat atau setidaknya orang penting di pemerintahan Rusia.
Peneliti senior di lembaga think tank Inggris Royal United Service Institute (RUSI), Joana de Deus Pereira, menilai Prigozhin menganggap dirinya memiliki profil penting di Kremlin.
"Dia melihat dirinya sebagai menteri pertahanan atau seseorang dengan profil tinggi di Kremlin. Setidaknya tampak dan cukup terhormat untuk dihargai atas apa yang dia lakukan untuk negara," kata Pereira, seperti dikutip Newsweek.
Ambisi Prigozhin itu bukan tanpa perhitungan. Selama ini, dia terkenal dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Hubungan Prigozhin dan Putin mulai terlihat usai Rusia berencana mengirim tentara bayaran ke Ukraina. Bos Wagner ini merupakan sekutu dekat orang nomor satu di Rusia. Ia sampai-sampai mendapat julukan 'Koki Putin.'
Julukan itu tak lepas dari aktivitas dia sebagai pengusaha yang terjun ke dunia bisnis makanan usai dibebaskan dari hukuman. Ia sempat dihukum karena penyerangan, perampokan dan penipuan pada 1981.
Prigozhin lalu membuka toko serba ada dan memulai jaringan restoran mewah dengan beberapa mitra di St. Petersburg, demikian dikutip Business Insider.
Kemudian pada 1996, ia mendirikan perusahaan yang kini berkembang pesat, Concord Catering.
Selama dekade berikutnya, bisnis katering Prigozhin menerima kontrak yang menguntungkan dari pemerintah. Ketika itu, ia mengirim makan ke sekolah dan militer Rusia, serta kesempatan menjadi tuan rumah jamuan negara.
Setelahnya, dia mendapat julukan 'koki Putin' meski sebenarnya bukan juru masak.