Mahkamah Internasional Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Rusia-Ukraina
Kantor kejaksaan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akan meminta persetujuan mahkamah tersebut untuk membuka penyelidikan dugaan kejahatan perang terkait pertempuran Rusia vs Ukraina.
Langkah ini dilakukan lima hari setelah invasi Rusia berlangsung ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Jaksa ICC, Karim Khan, mengatakan ia terus memperhatikan perkembangan pertempuran kedua negara dengan seksama.
"Hari ini saya ingin mengumumkan bahwa saya telah memutuskan melanjutkan penyelidikan atas situasi di Ukraina, secepat mungkin," kata Khan melalui pernyataan pada Senin (28/2) seperti dikutip AFP.
"Saya puas bahwa ada dasar yang masuk akal untuk percaya bahwa baik dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan telah terjadi di Ukraina sejak 2014 (saat Rusia mencaplok Crimea)," paparnya menambahkan.
Khan lalu berkata, "mengingat perluasan konflik dalam beberapa hari terakhir, adalah niat saya bahwa penyelidikan ini juga akan mencakup setiap kejahatan baru yang termasuk dalam yurisdiksi kantor saya yang dilakukan oleh pihak mana pun dalam konflik di wilayah Ukraina."
Pernyataan Khan itu muncul setelah banyak pihak memperdebatkan akan kah ICC mengambil langkah terkait agresi militer Rusia terhadap Ukraina.
Para ahli berdebat terkait kewenangan ICC menangani konflik ini lantaran baik Rusia maupun Ukraina tidak menandatangani Statuta Roma yang menjadi dasar pendirian mahkamah kriminal tersebut.
Namun, Khan mengatakan kantornya akan meminta dukungan dan bantuan dana dari 123 negara anggota ICC untuk melakukan investigasi ini.
"Penting dan urgensi misi kami terlalu serius untuk terjegal masalah kekurangan sarana dan prasarana," kata Khan seperti dikutip Reuters.
Tim pemantau hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi sebanyak 102 warga sipil tewas dan 304 lainnya terluka akibat invasi Rusia ke Ukraina yang telah memasuki hari ke-5.
Angka ini jauh lebih sedikit dibanding data Kementerian Dalam Negeri Ukraina yang mengungkap 352 warga sipil terbunuh sejak invasi Rusia berlangsung pada 24 Februari. Setidaknya 14 orang di antaranya anak-anak.
Selain itu dikatakan juga ada 1.684 orang yang mengalami cedera, ini termasuk 116 anak-anak.
Lebih dari setengah juta warga juga telah mengungsi dari Ukraina sejak Rusia meluncurkan agresi skala penuh pada 24 Februari lalu. Mayoritas warga Ukraina itu mengungsi ke negara tetangga, Polandia.