Belasan negara di dunia mulai memasok bala bantuan berupa alat utama sistem pertahanan (alutsista) hingga bantuan kemanusiaan bagi Ukraina di tengah invasi Rusia yang semakin meluas sejak 24 Februari lalu.
Pasokan senjata mulai berdatangan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan bantuan hingga menyinggung komitmen negara Barat seperti Amerika Serikat dan NATO membela negaranya.
Dalam sebuah pidato video beberapa hari lalu, Zelensky merasa Ukraina seakan dibiarkan melawan Rusia sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami," kataZelensky dalam pidato yang direkam dalam video, dikutip dari AFP, Jumat (25/2).
Berikut deret negara yang memasok senjata untuk Ukraina:
Presiden Joe Biden mengumumkan AS mengirimkan bantuan militer tambahan berupa senjata senilai US$350 juta (Rp5,03 triliun) bagi Ukraina. Selama setahun terakhir, AS sendiri telah menggelontorkan bantuan keamanan lebih dari US$1 miliar (Rp14,3 triliun) bagi negara pecahan Uni Soviet itu.
Kementerian Pertahanan AS mengumumkan senjata-senjata itu termasuk kendaraan lapis baja, senjata kecil, pelindung diri, berbagai amunisi lainnya, hingga sistem anti-pesawat tempur.
Sementara itu, Ukraina telah meminta pasokan senjata seperti sistem anti-tank Javelin dan rudal Stinger untuk menembak jatuh pesawat.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Uni Eropa mendanai pembelian dan pengiriman senjata bagi Ukraina setelah para negara anggota setuju untuk mengirim senjata senilai 450 juta euro (Rp7,2 triliun) ke Kiev.
Kepala kebijakan luar negeri Josep Borrell mengatakan beberapa negara juga mengirim jet tempur bagi Ukraina.
Kanada akan memasok senjata anti-tank dan amunisi lainnya ke Ukraina sebagai bantuan keamanan tambahan yang mendukung perjuangan Kiev melawan invasi Rusia, kata Perdana Menteri Justin Trudeau.
"Kanada akan terus memberikan dukungan untuk pertahanan heroik Ukraina melawan militer Rusia," kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa.
Trudeau juga mengatakan akan melarang impor minyak mentah Rusia.
"Kami mengumumkan niat kami untuk melarang semua impor minyak mentah dari Rusia, sebuah industri yang sangat menguntungkan Presiden Putin dan oligarkinya," ucapnya.
Trudeau mengatakan Kanada akan mengirimkan 100 sistem senjata anti-tank Carl Gustaf dan 2.000 roket.
Berlin telah melanggar tindakan yang telah lama dianggap tabu untuk tidak mengekspor senjata ke zona konflik.
Baru-baru ini, Jerman berjanji akan mengirim 1.000 senjata anti-tank ke Ukraina, 500 rudal permukaan-ke-udara "Stinger" dan sembilan howitzer.
Dikutip AFP, Jerman juga menyumbangkan 14 kendaraan lapis baja dan 10.000 ton bahan bakar.
Stockholm juga melanggar sikap netralnya selama ini dengan berencana mengirim 5.000 senjata anti-tank ke Ukraina.
Sementara itu, Denmark juga berencana menyumbang 2.700 senjata anti-tank ke Ukraina, begitu pun Norwegia yang akan mengirimkan helm, pelindung tubuh, hingga 2.000 senjata anti-tank M72.
Finlandia yang selama ini juga kerap tak ikut campur konflik antarnegara telah mengambil keputusan "bersejarah" untuk memasok senjata ke Ukraina.
Finlandia akan mengirim 1.500 peluncur roket, 2.500 senapan serbu, 150.000 butir amunisi, dan 70.000 porsi ransum lapangan.
Prancis telah mengirimkan senjata antipesawat dan digital, serta bahan bakar bagi Ukraina.
London mengatakan akan "memberikan dukungan keamanan lebih lanjut ke Ukraina", tanpa merinci apa yang mungkin terjadi.
Belgia mengatakan akan memasok Ukraina dengan 2.000 lebih senapan otomatis dan 200 senjata anti-tank, serta 3.800 ton bahan bakar.
Kementerian pertahanan Belanda mengatakan akan mengirim "200 rudal Stinger sesegera mungkin" serta senapan sniper dan helm pelindung bagj Ukraina.
Praha mengirim 4.000 mortir dan gudang senjata, 30.000 pistol, 7.000 senapan serbu, 3.000 senapan mesin hingga satu juta peluru bagi Ukraina.
Zagreb akan mengirimkan senjata ringan dan pelindung tubuh senilai 16 juta euro (Rp258 miliar) bagi Ukraina.
Portugal akan memberikan Ukraina kacamata penglihatan malam, rompi anti peluru, helm, granat, amunisi, dan senapan G3 otomatis
Athena mengirim "peralatan pertahanan" untuk Ukraina. Komunitas warga Yunani menjadi salah satu yang besar di Ukraina. Warga Yunani juga telah menjadi korban peperangan antara Rusia vs Ukraina.
Rumania, yang berbatasan dengan Ukraina, menawarkan merawat korban terluka di 11 rumah sakit militernya. Bucharest juga telah mengirimkan bahan bakar, rompi anti peluru, helm, dan "bahan militer" lainnya senilai tiga juta euro.
Madrid telah berjanji untuk mengirim 20 ton bantuan ke Ukraina, sebagian besar peralatan medis dan pertahanan seperti rompi antipeluru.