Panglima Militer Inggris menentang seruan Menteri Luar Negeri Liz Truss yang memberi lampu hijau bagi yang ingin pergi ke Ukraina untuk membantu Kyiv memerangi invasi Rusia.
Kepala Angkatan Bersenjata Inggris, Sier Tony Radakin, mengeaskan warga untuk tidak buru-buru mengambil keputusan dan pergi menuju medan perang di Ukraina. Menurutnya, banyak cara lain yang dapat dilakukan warga Inggris untuk mendukung warga Ukraina dari invasi Rusia.
"Sudah sangat jelas bahwa itu pergi ke Ukraina untuk tujuan itu (berperang) melanggar hukum serta tidak membantu militer Inggris dan penduduk Inggris," ucap Radiklin kepada BBC's Sunday Morning seperti dikutip The Guardian pada Senin (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dukungan dari Inggris, dukung dengan cara apa pun yang Anda bisa. Tapi ini bukan sesuatu yang ingin Anda putuskan buru-buru, dalam hal memulai perang. Ini tentang dukungan yang masuk akal, yang berasal dari Inggris," paparnya menambahkan.
Selain itu, Radikin mengatakan menjadi sukarelawan perang belum tentu langsung membantu Ukraina.
"Sebagai profesional di bidang militer, (pergi menjadi sukarelawan perang) bukan semata-mata menjadi hal yang masuk akal untuk dilakukan," kata Radikin.
Pernyataan itu ditegaskan Radikin menyusul seruan Menlu Truss sebelumnya yang mendukung warga Inggris untuk pergi ke Ukraina membantu memerangi invasi Rusia.
Pekan lalu, Truss ditanyai tentang seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, bagi siapa saja yang ingin "bergabung dengan pertahanan keamanan di Eropa" untuk "berdiri bahu membahu dengan Ukraina melawan penjajah."
Ketika ditanya apakah warga Inggris harus berani bertarung langsung, Truss berkata: "saya mendukung itu dan tentu saja itu adalah sesuatu yang warga dapat putuskan sendiri."
"Rakyat Ukraina berjuang untuk kebebasan dan demokrasi bukan hanya untuk Ukraina, tetapi untuk seluruh Eropa karena itulah yang ditentang oleh Presiden Putin," paparnya menambahkan.
Presiden Ukraina Voloydmyr Zelensky memang telah membuka pintu bagi warga di dunia yang ingin datang ke negaranya untuk menjadi relawan perang membantu melawan tentara Rusia.
Zelensky bahkan telah membentuk program bernama 'Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina' dan menghilangkan permintaan visa untuk para relawan yang ingin bergabung ke medan perang.
Selain program relawan yang diadakan pemerintah Ukraina, perang Rusia dan Ukraina ini turut melibatkan sejumlah tentara bayaran.
Pada pekan ini, sebuah iklan pekerjaan muncul di situs Silent Professionals, sebuah situs web untuk pekerjaan bidang pertahanan dan keamanan.
Iklan ini mencari beberapa tentara bayaran untuk melakukan operasi evakuasi individu dan keluarga di seluruh pedesaan dan kota-kota besar Ukraina.
Imbalan yang diberikan untuk pekerjaan tersebut cukup menggiurkan, berkisar dari adalah US$1.000 hingga US$2.000 atau sekitar Rp14,3 juta hingga Rp28,6 juta per hari. Imbalan dan bonus untuk pekerjaan ini akan diberikan setelah operasi selesai.
Sejauh ini, otoritas Ukraina menyebut saat ini sudah ada 16 ribu relawan yang bergabung dan membantu negaranya di medan perang.