Program lain yang sedang digarap para relawan ini adalah mendorong warga untuk mengenal lebih dekat tetangga mereka, hal yang kurang lazim terjadi di kota besar.
Hal ini perlu dilakukan karena kebersamaan menjadi kunci di masa-masa sulit seperti ini terutama jika nanti Rusia bisa masuk ke Kyiv.
"Jika semuanya diblokir, tidak ada koneksi internet, tidak ada panggilan telepon -- Anda akan bersama dengan tetangga Anda (dan) mereka dapat membantu Anda, Anda tidak akan sendirian," kata Erinchak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sambil menjadi relawan, menjual buku tetap dilakoni Erinchak. Menurutnya ada beberapa aktivitas normal yang harus dijalani. Namun untuk kopi, ia sudah membagikan gratis terutama untuk para prajurit.
Makin ke pusat kota, pola pertahanan makin kuat. Perbedaan terletak pada prajurit yang berjaga. Di di pinggiran Kyiv yang berjaga adalah relawan atau komponen cadangan dari sipil, di jantung Kota Kyiv yang berjaga adalah tentara Ukraina.
Tank dan berbagai alat berat termasuk senjata peluncur roket ada di sepanjang jalan utama Kyiv.
![]() |
Maidan Square adalah pusat perbelanjaan terkenal di pusat Kota Kyiv. Dari awalnya pusat kegiatan warga, kini bangunan itu jadi benteng pertahanan. Sebuah bendera besar Ukraina terpasang di mal tersebut.
Taman-taman di Kyiv juga sekarang jadi pangkalan kendaraan tempur militer. Karung pasir, balok beton yang tersusun jadi pemandangan jamak di tengah kota.
Papan iklan elektronik tak lagi menampilkan informasi lalu lintas atau iklan komersial. Namun sudah berganti seruan pada NATO agar memberlakukan zona larangan terbang di langit Ukraina dan tulisan "Glory to Ukraine".
Bahkan ada baliho bertuliskan "Tentara Rusia, berhenti lah. Anda bisa menatap mata anak-anak Anda. Pulanglah dan jadilah manusia".
Dekat dengan markas polisi Kyiv, delapan tentara Ukraina menjaga pos pemeriksaan dan menghentikan setiap kendaraan yang lewat.
Seorang tentara Ukraina, Oleksandr (ia meminta nama belakangnya dirahasiakan untuk keselamatan) mengaku berjaga selama 6 jam dalam sehari.
Enam jam adalah waktu yang lama untuk berjaga di musim dingin ini.
Di sebuah tikungan ada toko kecil tetap buka di saat toko-toko lain sudah tutup. Pemilik toko, Liudmyla mengatakan tetap membuka toko sambil menyediakan kopi dan rokok kepada para tentara yang melindungi jalan di depan tokonya.
Tidak banyak pelanggan yang datang setiap harinya sejak invasi Rusia. Liudmyla memilih tetap buka meski berisiko karena ia bersama sang suami yang siap melindungi saat warga lain memilih berlindung di bawah bunker.
Ia mengaku sudah tidak tahu hari apa ini. Namun ia ingat jelas ini adalah hari ke-13 serbuan Rusia ke negaranya. Ia juga yakin bahwa Ukraina akan menang.
Alih-alih mengucapkan selamat tinggal, Liudmyla mengakhiri wawancara dengan apa yang dipikirkan banyak orang di Kyiv: "Putin brengsek!".
(cnn/sur)