Dewan Kota Mariupol, Ukraina, menuduh Rusia mengebom rumah sakit anak dan bersalin.
Tudingan itu berdasarkan unggahan video yang menayangkan rumah sakit anak dan bersalin yang hancur di kota itu. Mereka menuduh pasukan Rusia menjatuhkan beberapa bom dari udara.
"Kehancurannya sangat besar. Bangunan fasilitas medis tempat anak-anak dirawat baru-baru ini hancur total. Informasi tentang korban sedang diklarifikasi," kata dewan tersebut seperti dikutip CNN, Rabu (9/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Administrasi Regional Donetsk Pavlo Kyrylenko juga mengonfirmasi peristiwa itu.
"Sebuah rumah sakit bersalin di pusat kota, bangsal anak-anak dan departemen penyakit dalam ... semua ini hancur selama serangan udara Rusia di Mariupol. Baru saja," ujar Kyrylenko.
Polisi wilayah Donetsk mengatakan, menurut informasi awal, setidaknya 17 orang terluka - ibu dan staf - akibat serangan Rusia.
"Informasi korban sedang diklarifikasi," kata polisi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan udara di rumah sakit bersalin dan anak di Mariupol.
"Serangan langsung pasukan Rusia di rumah sakit bersalin. Orang-orang, anak-anak berada di bawah reruntuhan. Kekejaman! Berapa lama lagi dunia akan menjadi kaki tangan yang mengabaikan teror?" Zelensky mengatakan di akun Telegramnya.
Zelensky kembali mengarahkan kemarahannya pada NATO karena menolak untuk menyatakan zona larangan terbang di atas Ukraina, dengan mengatakan "Tutup langit sekarang! Hentikan pembunuhan! Anda memiliki kekuatan tetapi Anda tampaknya kehilangan kemanusiaan."
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk pengeboman tersebut dengan mengatakan, "Ada beberapa hal yang lebih bejat daripada menargetkan mereka yang rentan dan tidak berdaya."
Dalam cuitan akun @BorisJohnson, dia mengatakan bahwa Inggris "sedang menjajaki lebih banyak dukungan untuk Ukraina untuk bertahan melawan serangan udara dan kami akan meminta pertanggungjawaban Putin atas kejahatannya yang mengerikan," menambahkan tagar "#PutinMustFail (#PutinHarusGagal)."