Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) sedang mempercepat proses izin ekspor senjata api dan amunisi ke Ukraina.
Pemerintah AS dikabarkan sedang mengumpulkan senjata setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta rakyatnya untuk melawan Rusia dan memberi janji akan memberi senjata api.
Di saat yang sama, Kementerian Perdagangan AS memberlakukan kontrol ekspor senjata kepada Rusia untuk "menurunkan kemampuan mempertahankan agresi militer".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian telah memproses permintaan dengan cepat untuk ekspor senjata api dan amunisi ke Ukraina di bawah proses dan otoritas yang ada," kata seorang Juru Bicara Kementerian Perdagangan AS, dikutip Reuters, Kamis (10/3).
Selain senjata api, AS juga mengirim paket body armor atau rompi dan jutaan butir amunisi untuk menyokong militer Ukraina. Namun, pemerintah AS memerlukan izin khusus karena mengirim barang-barang 'military-grade' seperti rompi anti-peluru.
Di satu sisi, pengawasan terhadap pengiriman barang-barang militer yang masuk melalui Polandia sudah dilonggarkan.
"Dari kloter terakhir pengiriman piringan pekan ini, tidak ada satupun yang dicegat," kata salah satu relawan yang enggan disebutkan namanya, sembari mengatakan 'piringan' yang dimaksud adalah rompi anti-peluru.
Sementara dua warga AS yang bertugas mengirim peralatan tempur dari AS ke Ukraina, menyebut izin ekspor sudah dipercepat.
Kemudian Nassau County Executive, Bruce Blakeman menyatakan pihaknya sudah mengirim surat kepada Presiden AS Joe Biden untuk segera merestui pengiriman 50 senjata api yang ia kumpulkan untuk Ukraina.
"Faktanya kami punya banyak izin kepemilikan senjata api di AS, yang artinya warga mungkin bisa berbagi senjata untuk berkontribusi," ujar Blakeman.