Rangkuman Situasi Terkini Rusia Invasi Ukraina, Jumat 11 Maret
Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-16 per Jumat (11/3). Meski negosiasi terus berjalan dan gencatan senjata di beberapa wilayah, Rusia terus menggempur fasilitas publik di sejumlah kota strategis.
Berikut rangkuman situasi terkini terkait invasi Rusia ke Ukraina.
1. AS Tuduh Rusia Pakai Senjata Biologis di Ukraina
Amerika Serikat memperingatkan bahwa Rusia bisa menggunakan senjata biologis dalam invasi mereka di Ukraina yang masih terus berlangsung sejak 24 Februari lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mendeteksi kemungkinan ini setelah Rusia mengembuskan isu bahwa Negeri Paman Sam mendukung penggunaan senjata biologis di Ukraina.
Menurut Price, Rusia sengaja menyebar isu tersebut agar bisa dijadikan alasan untuk mereka menggunakan senjata biologis di Ukraina.
2. Zelensky Ajak Putin Dialog, Sodorkan Solusi untuk Luhansk dan Donetsk
Presiden Volodymyr Zelensky mengaku punya solusi untuk Luhansk dan Donetsk, wilayah Ukraina yang berada di pusaran konflik dengan Rusia. Ia pun mengajak Presiden Vladimir Putin untuk berdialog.
"Kami punya solusi yang mungkin bisa menyelesaikan masalah ini. Yang perlu dilakukan adalah Presiden Putin harus mulai berbicara [dengan kami]," kata Zelensky kepada ABC News, seperti dikutip TASS, Rabu (9/3).
Meski demikian, Zelensky menganggap permintaan Rusia untuk mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka kemungkinan sulit dilakukan.
"Saya membicarakan soal jaminan keamanan. [Luhansk dan Donetsk] belum diakui negara mana pun kecuali Rusia. Namun, kami bisa mendiskusikan dan mencari kompromi mengenai nasib wilayah ini," katanya.
Lihat Juga : |
3. Susul Chernobyl, PLTN Zaporizhzhia Hilang Kontak usai Direbut Rusia
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) kehilangan kontak dengan sistem pemantau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina. Laporan ini datang sehari setelah PLTN Chernobyl juga hilang kontak usah direbut Rusia.
"IAEA dalam beberapa hari terakhir kehilangan transmisi data jarak jauh dari sistem keamanan yang terpasang untuk memantau material nuklir di PLTN Chernobyl danPLTN lain di Ukraina yang dikuasai Rusia, PLTN Zaporizhzhia," demikian pernyataan di situs IAEA.
Hingga kini, IAEA belum mengetahui alasan transmisi data dari PLTN Zaporizhzhia ini hilang. Namun, kabar ini datang hanya berselang sehari setelah IAEA melaporkan insiden serupa di PLTN Chernobyl.
Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, mengatakan bahwa penghentian transmisi data di PLTN seperti ini sangat mengkhawatirkan.