Sebanyak sembilan Warga Negara Indonesia (WNI) masih terjebak di kota Chernihiv, Ukraina sampai hari ini, Kamis (10/3). Proses evakuasi sulit dilakukan karena kota tersebut masih menjadi medan tempur.
"Tantangan yang kami hadapi saat ini adalah Chernihiv masih menjadi zona pertempuran. Beberapa upaya koridor kemanusiaan yang bisa kita pantau ternyata tidak efektif di lapangan," tutur Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam press briefing yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (10/3).
"Kemarin sebetulnya kami sudah mengupayakan penjemputan ke arah Chernihiv. Kita sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang ada di lapangan. Namun ternyata pertempuran masih terjadi di rute evakuasi. Demi keselamatan para WNI, kami tunda terlebih dahulu proses evakuasi mereka," jelas Judha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Judha mengungkap kondisi sembilan WNI yang berada di Chernihiv saat ini masih aman. Pihak Kemlu juga terus berkomunikasi dengan para WNI ini.
Dialog yang dilakukan antara Menteri Luar Negeri Rusia danUkraina di resor Anatalya, Turki, gagal meraih kesepakatan, Kamis (10/3).
Rusia diwakili Menlu Sergei Lavrov, sedangkan Ukraina juga diwakili Menlu Dmytro Kuleba. Ini merupakan kali pertama negosiasi tersebut melibatkan menteri dari masing-masing pihak pada perundingan keempat.
Meski demikian, dialog yang diwakili Lavrov dan Kuleba masih mengalami jalan buntu.
"Kami tidak mengalami kemajuan (dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata), tapi setuju melanjutkan upaya mencari solusi untuk masalah kemanusiaan di lapangan," kata Kuleba,seperti dikutip dari CNN.
Lihat Juga : |
Rusiatelah membombardir sedikitnya 24 rumah sakit yang tersebar di Ukraina. Dari serangan Rusia yang dilakukan sejak 24 Februari, sebanyak 71 anak terbunuh.
Pernyataansoal jumlah anak yang meninggal akibat serangan Rusia disampaikan anggota parlemen Ukraina, Lyudmyla Denisova.
"Sejak awal invasi Rusia (di Ukraina) hingga 10 Maret pukul 11.00 (waktu setempat), sebanyak 71 anak terbunuh dan lebih dari 100 anak mengalami luka-luka," tulis Denisova dalam akun Telegram dilansir dari AFP.
Sementara itu menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip dari CNN, setidaknya 24 rumah sakit termasuk RS bersalin menjadi sasaran serangan brutal Rusia. Jumlah itu berasal dari data di lapangan yang sudah terverifikasi.
(tim/rds)