Wakil Wali Kota Mariupol Sergei Orlov mengatakan pasukan Rusia menghacurkan kota mereka. Tak hanya itu, pasien di rumah sakit juga disebut sebagai tawanan. Ia juga mengungkapkan banyak perkelahian di jalan dan situasi sangat buruk di kota Ukraina itu pada Senin (14/3).
"Mereka menghancurkan kota. Misalnya kemarin (14/3), kami menghitung 22 pesawat membom kota kami, dan setidaknya 100 bom mereka gunakan untuk mengebom kota kami. Kerusakannya mengerikan," katanya seperti diberitakan CNN, Selasa (15/3).
"Rumah sakit terbesar di distrik 17 kami dikuasai pasukan Rusia. Tentara Rusia menggunakan dokter dan pasien sebagai sandera. Kami tidak memiliki akses ke mereka," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Selasa (15/3), seorang pejabat Ukraina juga menuduh pasukan Rusia telah menahan orang di rumah sakit.
Kepala pemerintahan daerah Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengatakan para dokter dan pasien ditahan di Rumah Sakit Perawatan Intensif Regional Mariupol atau Rumah Sakit Nomor 2.
Di tengah gempuran tersebut, Orlov mengatakan sekitar 350 ribu-400 ribu warga masih berada di Mariupol. namun, sekitar 2 ribu mobil telah berhasil keluar dari kota tersebut.
Sementara itu, konvoi bantuan kemanusiaan yang awalnya dijadwalkan tiba pada Minggu (13/3) disebut masih belum masuk ke sana hingga Selasa (15/3) pagi.
Memasuki pekan ketiga invasi, serangan Rusia ke Ukraina semakin parah. Rusia kerap menargetkan fasilitas sipil, termasuk rumah bersalin di Mariupol dan sejumlah apartemen.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan, sedikitnya 636 warga sipil tewas di Ukraina sejak "operasi militer" Rusia dimulai. Sebanyak 1.125 warga sipil juga terluka hingga Senin (14/3).
Menurut OHCHR, senjata peledak ini digunakan dalam beberapa bentuk, seperti tembakan dari artileri berat, sistem roket multi-peluncuran, pun serangan rudal.
OHCHR menegaskan, jumlah korban kemungkinan jauh lebih banyak dari laporan yang mereka terima. Sementara itu, layanan darurat Ukraina melaporkan, lebih dari 2.000 orang tewas akibat gempuran Rusia.