Rusia Bakal Setop Serangan ke Ukraina bila Tujuan Tercapai

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 02:24 WIB
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan Presiden Vladimir Putin bakal setop serangan ke Ukraina jika "tujuan" tercapai.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan Presiden Vladimir Putin bakal setop serangan ke Ukraina jika "tujuan" tercapai. Foto: (via REUTERS/SPUTNIK)
Jakarta, CNN Indonesia --

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia mengatakan Presiden Vladimir Putin bakal menghentikan serangan kepada Ukraina apabila tujuan tercapai.

"Serangan terhadap Ukraina berhenti ketika tujuan dari operasi militer khusus tercapai," kata Vassily Nebenzia, seperti diberitakan CNN, Selasa (15/3).

Pernyataan itu disampaikan satu hari setelah Prancis dan Meksiko meminta persetujuan Majelis Umum PBB untuk resolusi kemanusiaan di Ukraina. Masih belum jelas hal-hal yang dimasukkan kedua negara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, itu diharapkan memenuhi ambang batas 50 persen supaya bisa melewati Majelis Umum.

Vassily Nebenzia mengatakan Rusia bakal mengajukan resolusi sendiri ke Dewan Keamanan PBB. Rusia keberatan dengan rancangan resolusi awal di Dewan Keamanan. Ia juga mengatakan "masih ada peluang" bagi Rusia menyetujui resolusi kemanusiaan.

"Gencatan senjata yang dinegosiasikan ... akan terjadi ketika kondisi yang diajukan Rusia diterapkan," tutur Nebenzia.

"Syaratnya adalah demiliterisasi Ukraina, densifikasi Ukraina. Tidak ada ancaman yang datang dari wilayah itu ke Rusia. Ukraina tidak bergabung dengan NATO," ucap Vassily Nebenzia.

Sementara itu, Duta Besar Irlandia untuk PBB Geraldine Byrne Nason mengatakan belum melihat proposal yang diajukan Rusia. Namun, ia menegaskan fokus pada masalah utama yakni bantuan kemanusiaan bagi Ukraina.

Nason juga mengatakan dia bersedia untuk melihat semua aspek dari rancangan resolusi yang akan dipresentasikan Rusia ke Majelis Umum PBB.

"Saya rasa yang penting saat ini adalah kita melihat hasil di Majelis Umum dengan opini luas dalam menyebutkan perang di Ukraina apa adanya, agresi aktif federasi Rusia, dan menyerukan dukungan kemanusiaan bagi Ukraina," ucap Nason.

Memasuki pekan ketiga invasi, serangan Rusia ke Ukraina semakin parah. Rusia kerap menargetkan fasilitas sipil, termasuk rumah bersalin di Mariupol dan sejumlah apartemen.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan, sedikitnya 636 warga sipil tewas di Ukraina sejak "operasi militer" Rusia dimulai. Sebanyak 1.125 warga sipil juga terluka hingga Senin (14/3).

Menurut OHCHR, senjata peledak ini digunakan dalam beberapa bentuk, seperti tembakan dari artileri berat, sistem roket multi-peluncuran, pun serangan rudal.

OHCHR menegaskan, jumlah korban kemungkinan jauh lebih banyak dari laporan yang mereka terima. Sementara itu, layanan darurat Ukraina melaporkan, lebih dari 2.000 orang tewas akibat gempuran Rusia.

(chri)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER