Tentara Rusia Ditangkap di Ukraina Minta Setop Invasi dan Umpat Putin
Sejumlah tentara Rusia yang ditangkap pihak berwenang Ukraina meminta Presiden Vladimir Putin segera menyetop invasi ke negara itu.
Dalam konferensi pers, mereka mengaku telah melakukan tindak kejahatan di negara Eropa Timur itu pada pekan lalu.
"(Presiden Rusia, Vladimir Putin) telah memerintah untuk melakukan kejahatan. Bukan hanya demiliterisasi Ukraina atau mengalahkan Angkatan Bersenjata, tapi sekarang kota warga sipil sedang dihancurkan," kata salah satu pilot Rusia yang ditahan Ukraina, Maxim, dalam konferensi pers dikutip CNN, Jumat (11/3).
Maxim merupakan perwira dan pilot pesawat tempur-pembom.
Ia lalu berkata, "kejahatan yang kami lakukan; kita semua akan diadili. Selain ini saya tak bisa mengatakannya."
Hampir selusin dari 600 tahanan Rusia yang ditangkap Ukraina muncul dalam konferensi pers. Sebenarnya tindakan semacam itu dilarang karena menghina tawanan perang sebagaimana tercantum dalam Konvensi Jenewa.
Di bawah Konvensi Jenewa, tawanan perang hanya boleh menyebutkan nama, pangkat, tanggal lahir, dan nomor identifikasi militer mereka.
Tahanan Perang Tampak Tanpa Tekanan
Pernyataan tawanan lebih dari hal-hal tersebut menunjukkan mereka berada dalam situasi yang sulit karena mereka mendapat tekanan.
Namun, kemungkinan mereka merasa tertekan untuk mengungkapkan pandangan simpatinya terhadap kondisi di Ukraina. Tetapi tiga pilot Angkatan Udara rusia tak menunjukkan mereka berbicara dalam kondisi tertekan.
CNN kemudian mewawancara ketiga orang itu, salah satunya Maxim, setelah meminta izin sebelum konferensi pers. Wawancara berlangsung dalam bahasa Rusia.
Para tahanan tidak diborgol, mereka tidak bergerak dari tempat duduk dan tampaknya tidak ada pengekangan fisik.
CNN melaporkan isi wawancara ini karena tampaknya ada benang merah yang muncul dari tawanan perang Rusia lainnya yang mengaku bukan perang yang ingin mereka perjuangkan.
Ketiga pilot itu duduk mengelilingi sebuah meja. Salah satu dari mereka memiliki luka di dahi, yang katanya telah dipertahankan sebelum ditangkap.
"Perlakuan mereka bisa diterima. Mereka menawari kami makan dan minum. Mereka menawarkan perawatan medis," kata salah satu pilot bernama depan Maxim.
Ia seorang perwira dan pilot pesawat tempur-pembom.