Rusia Disebut Serang Warga Sipil yang Hendak Keluar dari Mariupol

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 23:59 WIB
Ilustrasi Mariupol. Ukraina mengatakan roket Rusia menyerang kelompok masyarakat yang tengah melarikan diri, hendak keluar dari Mariupol pada Rabu (16/3). Foto: (AP/Evgeniy Maloletka)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina mengatakan roket Rusia menyerang kelompok masyarakat yang tengah melarikan diri, hendak keluar dari Mariupol pada Rabu (16/3). Pihak militer Ukraina mengatakan serangan itu menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak.

"Hari ini sekitar pukul 15.30, satu kelompok warga sipil yang dievakuasi dari Mariupol ke Zaporizhzhia ditembaki pasukan Rusia yang tidak manusiawi," kata militer Ukraina seperti diberitakan AFP, Rabu (16/3).

"Jumlah korban sedang dikonfirmasi," kata militer Ukraina.

Pada hari yang sama, pemerintah Chernihiv, Ukraina, juga melaporkan serangan pasukan Rusia yang menewaskan warga sipil.

Kepala Pemerintahan Regional Vyacheslav Chaus mengatakan sedikitnya 10 orang yang sedang mengantre untuk mendapatkan roti tewas akibat serangan pasukan Rusia pada Rabu (16/3).

Seperti diberitakan CNN pada Rabu (16/3), terlihat mayat di kawasan tersebut berdasarkan pantauan dari video geolocated. Video itu juga menampilkan seseorang yang dibawa ke kendaraan terdekat.

Namun, tidak jelas atau belum dapat dikonfirmasi orang tersebut masih hidup atau tidak.

Chaus mengatakan serangan tersebut menjadi indikasi penggunaan tembakan tidak langsung oleh Rusia terhadap warga sipil di Ukraina.

Selain Chernihiv, serangan Rusia ke Ukraina juga semakin parah dan kerap menargetkan fasilitas sipil, seperti rumah bersalin di Mariupol dan sejumlah apartemen.

Pada awal pekan ini (14/3), Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan, sedikitnya 636 warga sipil tewas di Ukraina sejak "operasi militer" Rusia dimulai.

Sebanyak 1.125 warga sipil juga terluka hingga Senin (14/3). Menurut OHCHR, senjata peledak ini digunakan dalam beberapa bentuk, seperti tembakan dari artileri berat, sistem roket multi-peluncuran, pun serangan rudal.

OHCHR menegaskan, jumlah korban kemungkinan jauh lebih banyak dari laporan yang mereka terima. Sementara itu, layanan darurat Ukraina melaporkan, lebih dari 2.000 orang tewas akibat gempuran Rusia.



(afp/chri)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK