Sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang sempat terjebak di Chernihiv, Ukraina, di tengah invasi Rusia berhasil dievakuasi hari ini, Jumat (18/3). Para WNI mengaku lega bisa keluar sebelum tempat persembunyian mereka dibom.
Satu dari sembilan WNI itu, Iskandar, mengungkapkan langsung rasa syukurnya dalam konferensi pers daring yang digelar Kementerian Luar Negeri.
"Kemarin kami pulang dapat kabar, pabrik kami sudah kena bom di belakang, yang sebelumnya tempat kami sembunyi itu sudah kena bom. Jadi Alhamdulillah, terima kasih. Mungkin sudah ditakdirkan kalau kita keluar, sehingga terhindar dari musibah itu," kata Iskandar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, ia sudah berada di zona aman di Polandia. Namun, untuk mencapai tempat aman itu, Iskandar dan kedelapan temannya harus melalui perjalanan panjang.
Iskandar bercerita, ia harus menempuh perjalanan nyaris sehari melalui jalur evakuasi dari Kyiv, menuju Lviv, kemudian menyeberang ke wilayah Polandia.
Ia lega karena tak lagi harus bersembunyi di Kota Chernihiv yang kini terus digempur Rusia. Menurutnya, kondisi di kota itu memang sangat kacau.
Dalam empat hari terakhir ia di sana, akses listrik dan air sudah tidak ada. Ia juga mengaku sangat frustrasi harus bertahan di sana dengan iringan suara bom yang menggelegar di sekitarnya.
"Selama di Chernihiv memang itu kita benar-benar frustrasi banget. Macam mana siang malam bom tidak berhenti-berhenti kan. Kita merasa sudah dekat dengan maut lah," ucapnya sembari terisak.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, melaporkan bahwa sembilan WNI itu dijadwalkan terbang menuju Indonesia pada 20 Maret.
Retno menyatakan, kesembilan WNI itu akan diterbangkan ke Indonesia menggunakan pesawat komersil. Mereka dijadwalkan tiba di Indonesia sehari setelahnya.
Retno mencatat, dengan evakuasi sembilan WNI asal Binjai ini, maka Kemenlu telah berhasil mengevakuasi sebanyak 133 WNI dari Ukraina.
Namun, masih ada 23 WNI yang memilih tinggal di Ukraina, rata-rata karena alasan keluarga. Selain itu, 9 staf esensial KBRI juga memutuskan untuk berada di Lviv sampai saat ini.