Pejabat Kemhan AS Tuding Rusia Telah Luncurkan 1.080 Rudal ke Ukraina
Pejabat senior Kementerian Pertahanan AS mengklaim pasukan Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.080 rudal dalam tiga pekan terakhir atau, sejak hari pertama resmi menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2).
"Lebih dari 1.080 rudal. Di sekitar Bandara Internasional Lviv tampaknya akurat," kata seorang pejabat senior Kemhan AS seperti diberitakan CNN, Jumat (18/3).
Ia tidak mendetailkan informasi mengenai asal serangan rudal di bagian barat Ukraina tersebut atau banyak kerusakan yang ditimbulkan. Namun, ia hanya menegaskan wilayah udara di atas Ukraina "tetap diperebutkan."
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan hal serupa. Pasukan Rusia terlihat kesulitan bergerak karena masih belum bisa menguasai wilayah udara Ukraina.
Akibatnya, pasukan Rusia tak kunjung menguasai Kyiv. Tak hanya itu, perlawanan keras Ukraina membuat pasukan Rusia kewalahan, bahkan sampai kesulitan memasok kebutuhan dasar seperti makanan dan bahan bakar.
"Kesulitan bermanuver menembus perbatasan, tak ada kendali atas udara, dan kemampuan yang terbatas membuat Rusia kesulitan memasok tentara mereka dengan kebutuhan esensial, seperti makanan dan bahan bakar," demikian pernyataan Kemhan Inggris yang dikutip CNN.
Invasi Rusia ke Ukraina sendiri saat ini sudah memasuki pekan ketiga. Mereka masih terus menggempur Ukraina, memicu kekhawatiran perluasan konflik.
Terbaru, rudal Rusia dilaporkan menghantam area di dekat bandara di Lviv, kota di barat Ukraina. Konflik pun semakin dekat ke Polandia yang merupakan salah satu negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Selama ini, NATO menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia karena khawatir konflik akan melebar. Sejumlah pengamat menganggap perang dunia ketiga tak bisa terhindari jika NATO kontak senjata langsung dengan Rusia.
Terpisah, PBB mengatakan banyak korban tewas di Ukraina akibat senjata peledak dengan area dampak yang luas, seperti serangan udara dengan rudal, artileri berat, dan sistem roket multi-peluncuran.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada Jumat (18/3) mengungkapkan sedikitnya 816 orang tewas dan 1.333 orang terluka imbas gempuran Rusia ke Ukraina.
OHCHR mendetailkan korban tewas akibat agresi militer Rusia ke Ukraina tersebut, yakni 152 pria, 116 wanita, 7 anak perempuan, dan 16 anak laki-laki. Sedangkan jenis kelamin 36 anak-anak serta 489 orang dewasa lainnya belum dikonfirmasi.
Mereka juga meyakini angka korban jiwa imbas serangan Rusia ke Ukraina lebih tinggi dari catatan tersebut.