ANALISIS

Mengapa Ukraina Bisa Bertahan 3 Pekan Lawan Raksasa Rusia?

khr | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 12:34 WIB
Pasukan dan milisi Ukraina masih bisa bertahan menahan laju serdadu negara raksasa Rusia meski pertempuran memasuki tiga pekan lebih.
Para pemadam kebakaran Ukraina mencoba memadamkan api di pasar Kharkiv usai dihantam rudal Rusia. (REUTERS/STRINGER)

Moral Pasukan Rusia Melemah

Sejumlah tentara Rusia yang ditangkap pihak berwenang Ukraina sebelumnya meminta agar Presiden Vladimir Putin segera menyetop invasi ke negara itu. Dalam konferensi pers, mereka mengaku telah melakukan tindak kejahatan di negara Eropa Timur itu.

Pernyataan tawanan lebih dari hal-hal tersebut menunjukkan mereka berada dalam situasi yang sulit karena mereka mendapat tekanan. Namun, kemungkinan mereka merasa tertekan untuk mengungkapkan pandangan simpatinya terhadap kondisi di Ukraina.

Sebuah video baru-baru ini menunjukkan dua orang Ukraina dengan hati-hati menjinakkan bom serupa di sebuah kota di Ukraina utara, Chernihiv.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menyadari besarnya kejahatan yang dilakukan oleh saya," kata salah satu tawanan.

"Saya ingin meminta pengampunan dari seluruh rakyat Ukraina atas kemalangan yang kami bawa kepada mereka. Saya akan melakukan segala daya upaya saya untuk mengakhiri perang ini secepat mungkin, dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas genosida Ukraina ini ke pengadilan," lanjutnya.

Selain itu, semangat pasukan Moskow tak melonjak ditambah banyak korban dari pihak mereka termasuk empat jenderal yang tewas. Sikap Ukraina yang disebut 'lembut' saat menangani tawanan Rusia juga menjadi pemicu mereka bersimpati. Namun, Ukraina dinilai bisa saja keras jika Moskow menyerang membabi buta.

Pengamat di Brookings Institution, Tom Pepinsky, mengatakan bukti sejauh ini menunjukkan perlakuan Ukraina terhadap tawanan perang Rusia bisa menjadi lebih keras karena Moskow semakin mendesak ke negara itu.

"Perlawanan Ukraina akan paling efektif jika Rusia gelisah, tidak bisa tidur, dan cenderung bereaksi berlebihan," katanya.

Masalah Stok Logistik Pasukan Rusia

Inggris mengklaim bahwa pasukan Rusia mulai kekurangan makanan dan bahan bakar di tengah serangan ke Ukraina. Invasi Rusia pun disebut mulai goyah. Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, perlawanan keras Ukraina membuat pasukan Rusia kewalahan, bahkan sampai kesulitan memasok kebutuhan dasar seperti makanan dan bahan bakar.

Selain itu, Kemhan Inggris juga menganggap pasukan Rusia kesulitan bergerak karena hingga kini, mereka belum menguasai wilayah udara Ukraina. Akibatnya, pasukan Rusia tak kunjung dapat menguasai Kyiv.

"Kesulitan bermanuver menembus perbatasan, tak ada kendali atas udara, dan kemampuan yang terbatas membuat Rusia kesulitan memasok tentara mereka dengan kebutuhan esensial, seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar," demikian pernyataan Kemhan Inggris yang dikutip CNN.

Kesolidan Para Pejuang Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, memilih tetap tinggal di Kyiv meskipun keamanan dirinya terancam. Namun, hal ini justru turut menumbuhkan solidaritas nasional saat Rusia terus mengepung negara itu. Ukraina telah menunjukkan ketahanannya di tengah kesulitan yang menerjang.

Fakta itu juga tercermin saat banyak warga sipil yang mengajukan diri berada di garis depan melawan Rusia, setelah memastikan keluarga mereka aman menuju perbatasan. Lebih dari 320 ribu warga Ukraina dengan mayoritas laki-laki telah kembali untuk membantu Ukraina berperang melawan pasukan militer Rusia.

Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukan orang-orang membuat bom molotov, atau petani yang berhasil mencuri tank militer Rusia.

(bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER