Lawan Hoaks Lewat Video Agresi Rusia, Vlogger China Dicap Pengkhianat

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 13:44 WIB
Vlogger China di Rusia, Wang Jixian, menyebar video situasi agresi Rusia di Ukraina untuk melawan hoaks Beijing, malah dicap pengkhianat negara.
Apartemen di Kyiv terbakar dihantam rudal Rusia. (via REUTERS/STATE EMERGENCY SERVICE OF UKRAI)

China selama ini menghadapi tekanan internasional karena menolak untuk mengutuk invasi Rusia, dan curahan sentimen pro-Rusia di media sosial China sangat dibatasi dan disensor.

Video-videonya terlihat sangat berbeda dari yang digambarkan China. Beberapa difilmkan larut malam, dengan suara ledakan dan sirine serangan udara di latar belakang. Klip lain menunjukkan potret kehidupan sehari-hari seperti jalanan sepi.

Di lain waktu ia mengatakan masyarakat memiliki hukum rimba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seseorang mengatakan kepada saya saat ini, masyarakat memiliki hukum rimba, di mana kekuasaan berasal dari laras senjata," kata dia.

Dengan semakin banyak orang yang menonton video yang ia buat, beberapa komentar menyebut dirinya penghianat.

"Saya tidak mengerti bagaimana saya (dituduh) 'mengkhianati' negara," kata Wang.

Dengan akses terbatas ke siaran berita dan misinformasi online yang meluas, dia mengatakan tidak memahami posisi China atau Rusia. Kenyataan yang ia tahu hanyalah bahwa "setiap hari kota Odesa diserang, banyak yang terbunuh."

Meski demikian ia mengaku tidak terganggu dengan komentar dari orang-orang yang tidak ia kenal. Namun, ia menyayangkan anggota staf Kedutaan Besar Tiongkok yang dia kenal juga melabelinya pengkhianat.

Dia mengatakan staf tersebut menghubunginya baru-baru ini, menyindir Wang dibayar untuk memposting videonya, dan bertanya: "Siapa yang mengirimmu?"

Ketika Wang bersikeras bahwa dia tidak melakukannya demi uang, staf itu menjawab: "Perilaku Anda saat ini tidak sejalan dengan kepentingan nasional. Saya ingin memutuskan hubungan dengan Anda, mari kita saling memblokir."

"Itu sangat menyakiti hati saya," kata Wang.

Sensor China juga telah menindak videonya secara online. Sementara semua videonya tetap tayang di YouTube, yang diblokir di China kecuali yang memiliki VPN, hanya sekitar 80 persen video yang tersisa di WeChat, dan kurang dari 20 persen di Douyin.

Wang tidak tahu aturan apa yang dia langgar. Ia menjadi sangat frustasi sehingga dalam satu video pada 7 Maret, dia menempelkan pita hitam menyilang di mulutnya, diam-diam menunjuk ke kamera untuk menyampaikan bahwa dia aman dan masih di Odesa.

Akun media sosial China-nya diblokir, membuat Wang tidak dapat menghubungi keluarganya di rumah.

Ia telah menerima pesan yang tak terhitung yang memberi tekanan padanya untuk berhenti memposting video.

"Saya ingin (memberikan) suara untuk orang-orang di Ukraina, untuk para pahlawan, untuk tetangga saya. Karena di mata saya mereka semua adalah pahlawan," katanya.

"Saya melihat orang-orang tenang, saya melihat orang-orang berani. Saya ingin mengingatkan Anda untuk melihat siapa yang sekarat, siapa yang terbunuh," tandasnya.

(mhr/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER