Seorang ibu berjuang keras untuk melindungi anaknya yang baru berumur satu bulan dari penembakan yang terjadi di rumah mereka di Kyiv, Ukraina.
Rumah Sakit Khusus Anak Ukraina Ohmatdit dalam sebuah unggahan Facebook mengatakan anaknya selamat dan tidak mengalami luka-luka sementara sang ibu mengalami sejumlah luka.
Sebelum kejadian, sang ibu dan ayah sedang berada di dalam rumah dan memberi makan anak mereka. Namun kemudian penembakan terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya dikatakan mendengar suara tembakan sepanjang malam dan terdengar semakin dekat.
"Saat saya turun ke halaman, saya melihat sebuah tembakan mengenai taman kanak-kanak di samping rumah kami. Tidak ada lagi langit-langit, jendela, dan pintu di seluruh rumah di dekatnya. Puing-puing kaca terbang ke arah kami," kata sang suami dalam unggahan rumah sakit, seperti dikutip CNN.
Sang ayah mendapatkan pengobatan karena menderita luka di kaki dan sang ibu harus dioperasi karena luka-lukanya.
Sebuah gambar keluarga itu dari pihak rumah sakit memperlihatkan sang ibu tengah menyusui anaknya dengan perban besar di kepalanya, sementara sang ayah sedang memperhatikan keduanya.
Sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, kota-kota di negara itu dipenuhi dengan pengeboman dan penembakan.
Data Badan PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), menyebutkan ada 847 warga sipil yang meninggal dunia akibat 'operasi militer khusus' Putin ke Ukraina.
Militer Rusia juga kerap menyerang fasilitas dan warga sipil dalam perang ini. Seorang ibu dua anak tak luput menjadi korban kekerasan mereka.
Tentara Rusia disebut menembak seorang ibu dua anak yang tengah mencoba mengevakuasi keluarganya menuju tempat aman.
Selain itu, satu warga Amerika Serikat juga tewas dalam invasi ini. Warga AS tersebut tewas di kota Chernihiv, Ukraina.
"Saya dapat mengonfirmasi seorang warga AS terbunuh. Saya tidak memiliki rincian lebih lanjut selain itu," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (17/3).
(pwn/agn)