Lab Pemantau Radiasi Chernobyl Digempur Rusia
Pasukan Rusia telah menjarah dan menghancurkan laboratorium pemantau limbah radioaktif di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl. Insiden itu dilaporkan langsung oleh pemerintah Ukraina.
Melansir CNN, badan pemerintah Ukraina menyampaikan bahwa sampel radionuklida, atau atom tidak stabil yang dapat memancarkan radiasi tingkat tinggi, telah dikeluarkan dari laboratorium. Hal ini dikatakan menjadi kekhawatiran baru yang muncul dari situs Chernobyl.
Lihat Juga : |
Diketahui, laboratorium itu merupakan lab yang mengelola limbah radioaktif melalui analisis sampel limbah. Lokasi riset ilmiah itu disebut didanai oleh Uni Eropa.
Sebelumnya, wilayah Chernobyl telah jatuh ke tangan Rusia sejak hari pertama invasi Rusia di Ukraina. Presiden Ukraina Zelensky sempat mewanti-wanti bahwa Rusia akan mencoba mengendalikan reaktor nuklir Ukraina.
Usai dikuasai, lokasi Chernobyl terpaksa mendapatkan listrik dari generator diesel darurat selama beberapa hari. Lokasi itu baru bisa dihubungkan kembali ke jaringan listrik nasional setelah mendapatkan bantuan listrik dan perbaikan.
Walikota Slavutych lokal Yuriy Fomichev mengatakan para staf yang bekerja di hari gempuran itu terjadi sempat dikurung selama 10 hari di pabrik. Lebih dari 100 orang merupakan personel shift yang seharusnya dibebaskan setelah 12 jam.
Sebelumnya, Rusia menggempur Kota Mariupol dengan rudal-rudal dari kapal perang.
Mengutip CNN, pejabat senior Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengungkapkan serangan itu dilancarkan setelah pasukan Ukraina berhasil memukul mundur serdadu Rusia di sekitar Kyiv.
Sebelumnya dikabarkan pasukan darat Rusia mulai kewalahan menghadapi serangan balik dari pasukan Ukraina.
Pejabat AS menyatakan Rusia telah menghujani Mariupol dengan rudal-rudal jarak jauh dari kapal perang mereka. Artileri berat di darat juga menambah daya gempur Rusia ke kota tersebut.
Rusia sendiri memang memiliki sejumlah armada kapal perang di Laut Azov yang dekat dengan Ukraina bagian selatan.