NATO Peringatkan Rusia Setop Retorika Senjata Nuklir
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, memperingatkan Rusia untuk menghentikan retorika penggunaan senjata nuklir, Kamis (24/3).
"Rusia harus menghentikan retorika nuklir berbahaya dan tak bertanggung jawab. Rusia harus mengerti itu tidak akan bisa memenangkan perang nuklir," kata Stoltenberg dalam konferensi pers menyambut Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) NATO di Brussels, Kamis (24/3).
Selain itu, NATO disebut berencana menempatkan lebih banyak pasukan mereka di wilayah timur blok tersebut akibat invasi Rusia di Ukraina.
Sebanyak 40 ribu pasukan NATO terbesar dari Baltik hingga Laut Hitam.
Tak hanya itu, NATO juga berencana menempatkan empat unit tempur baru di Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan Slovakia.
Sementara itu, Rusia sempat menyebutkan pihaknya hanya akan menggunakan senjata nuklir bila menghadapi ancaman eksistensial.
"Jika ada ancaman eksistensial untuk negara kami, itu [nuklir] mungkin bisa [digunakan]," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam wawancara bersama CNN, Selasa (22/3).
Pernyataan ini menuai kecaman dari pihak Amerika Serikat.
"Itu bukanlah tindakan yang seharusnya dilakukan pemegang kekuatan nuklir yang bertanggung jawab," kata juru bicara Pentagon, John Kirby, Selasa (22/3).
Bahkan, pakar militer Ukraina, Vyacheslav Tseluiko mengatakan ancaman perang nuklir jangan sampai diabaikan.
"Mengingat kegilaan [Presiden Rusia Vladimir] Putin, perang nuklir tidak dapat dikesampingkan," kata dia seperti dikutip dari Kyiv Independent.