Pertemuan para pemimpin negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah digelar di Brussels, Belgia, Kamis (24/3) siang waktu setempat.
Apa saja yang menjadi pembahasan penting dalam pertemuan Darurat NATO soal agresi Rusia di Ukraina tersebut?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu mata acaranya adalah mendengarkan seruan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Sejumlah Pemimpin disebut-sebut terkesima dengan seruan berapi-api Zelensky.
Salah satu pejabat NATO yang tak ingin diungkap identitasnya membeberkan suasana di rapat tertutup tersebut.
Dalam forum rapat itu, Zelensky berpidato via meminta dukungan melawan agresi Rusia.
Zelensky memang tak lagi mendesak negara-negara barat memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina atau keanggotaan NATO. Meski demikian, ia dengan amat fasih berbicara menggambarkan upaya pasukannya untuk membela warga negara Ukraina dan nilai-nila demokrasi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga memaparkan sejumlah masalah yang harus dihadapi NATO sebelum aliansi itu bertemu kembali di Spanyol pada akhir Juni.
Pembahasan itu termasuk merampungkan perubahan postur kekuatan NATI di wilayah Eropa Timur.
Pejabat yang merupakan sumber CNN menyebut seluruh perwakilan NATO dalam suasana yang "sadar, tegas, dan amat bersatu."
"Ada perasaan kuat bahwa kita tengah menghadapi momen sejarah yang krusial dan dukungan yang sangat kuat dari semua pemimpin dan bicara tentang pentingnya mempertahankan demokrasi kita," tutur pejabat itu.
Posisi China dalam konflik Rusia vs Ukraina juga menjadi topik penting dalam pembahasan rapat darurat NATO. Seluruh anggota sepakat untuk mencegah China mendukung penuh Rusia.
Para pemimpin di rapat darurat itu juga membahas kontingensi atau rencana darurat kemungkinan Rusia memakai senjata nuklir dan biologis di Ukraina.
"Ada semacam pengakuan bahwa NATO harus terus melakukan upaya kuat untuk bersiap merespons sejumlah kontingensi," tutur sang pejabat itu.