Harga bensin di Korea Utara melonjak hingga 17.000 won per liter atau setara Rp153 ribu. Kenaikan ini terjadi kala Korut dilanda kekurangan bahan bakar.
Pemerintah Korut pun mengetatkan pengawasan dengan memburu para penjual eceran bensin hingga solar yang notabene ilegal di negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada awal tahun ini, harga bensin di pom bensin yang dioperasikan perusahaan perdagangan mencapai 9.800 won per liter [Rp88 ribu per galon], dan 7.500 untuk diesel [Rp67 ribu per galon]," kata sumber itu kepada Radio Free Asia, dalam artikel yang dirilis Selasa (5/4).
"Tidak ada yang menyangka harga bensin bakal meningkat mencapai 17 ribu won per liter [Rp153 ribu per galon] atau 12 ribu won per liter [Rp108 ribu per galon] untuk diesel pada akhir Maret," lanjutnya.
Kelangkaan bahan bakar di Korut membuat beberapa warga menjual bensin secara diam-diam.
"Beberapa hari terakhir, di Korut, sektor ekonomi termasuk transportasi, agrikultur, dan perikanan mengalami kekurangan bensin dan diesel," ujar sumber itu.
Sebenarnya, kepemilikan dan penjualan bahan bakar adalah tindakan ilegal di Korut, tetapi itu dapat ditoleransi dalam keadaan normal. Namun, mengingat bahan bakar kini sulit ditemukan, pemerintah Korut memburu penjual swasta dan menyita bensin mereka.
"Investigasi ini dilakukan sebagai cara untuk menyita bahan bakar yang dimiliki pihak swasta di negara itu, mengingat [Korut] sedang kekurangan bahan bakar," paparnya lagi.
Di sisi lain, masyarakat Korut lebih suka membeli bensin dari penjual swasta, mengingat harga produknya 1.000 won (Rp8 ribu) lebih murah dibandingkan pemerintah
Selain itu, pom bensin kerap mencampurkan bensin dengan bahan bakar yang lebih murah, seperti nafta, saat kelangkaan terjadi.
Praktik ini yang membuat warga di provinsi Pyongan Utara mencari bensin dari penjual swasta, jelas sumber lain.
"Melihat penjual swasta mulai menjual bahan bakar lebih aktif, pihak berwenang memberlakukan kebijakan awal untuk mengambil bisnis mereka," kata sumber kedua ini.
Selain itu, sumber ini menerangkan beberapa warga percaya kenaikan harga bensin terjadi karena pemerintah terus menguji coba rudal.
"Uji coba rudal terus-menerus ini mencegah masuknya pasokan bahan bakar," katanya.