Mengenal Republik Chechen, Wilayah Mayoritas Muslim di Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 10:52 WIB
Republik Chechen atau Chechnya merupakan bagian dari Republik Federasi Rusia, pernah bergolak karena ingin merdeka.
Mendiang pemimpin Chechen Dzhokhar Dudayev yang ingin Chechnya merdeka dari Rusia. (AFP/MICHAEL EVSTAFIEV)

Pada 1992 Chechen-Ingushetia dibagi menjadi dua republik terpisah: Chechnya dan Ingushetia. Dudayev punya visi sendiri yakni anti-Kebijakan Rusia dan nasionalistik.

Kelompok oposisi Dudayev tak suka dengan sistem yang ia jalankan. Pada 1994 hingga 1996, pasukan Rusia menginvasi Chechnya untuk menghentikan gerakan kemerdekaan. Mereka pun terlibat pertempuran sengit. Imbas kejadian itu, sekitar 100 ribu orang tewas.

Dalam serangan itu, Dudayev tewas. Tahun berikutnya mantan pemimpin pasukan gerilya, Aslan Maskhadov terpilih sebagai presiden. Chechen dan Federasi Rusia pada akhirnya gencatan senjata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai lanjutan gencatan senjata, delegasi Rusia Boris Yeltsin dan Maskhadov menandatangani perjanjian damai sementara pada Mei 1997. Namun perkara wilayah masih menimbulkan pertanyaan soal status Chechnya yang belum ditentukan.

Perang kembali meletus pada Agustus 1999-2000. Saat itu Vladimir Putin melancarkan operasi militer ke negara tersebut karena gerilyawan Chechen menyeberang dan memasuki wilayah Dagestan, Rusia.

Saat perang berkecamuk, Putin masih menjabat sebagai perdana menteri. Sebagai bentuk tanggung jawab Rusia, mereka mengucurkan dana Chechnya untuk memulihkan infrastruktur.

Rusia pada akhirnya berhasil mengendalikan Chechen dan menjadikan Akhmad Kadyrov sebagai pemimpin wilayah itu sekaligus boneka mereka.

Pada 2003, Chechnya setuju konstitusi baru yang menyerahkan kekuasaan lebih besar ke pemerintah wilayah ini namun tetap mempertahankan status republik di Federasi Rusia.

Dua tahun kemudian, kelompok separatis membunuh Kadyrov. Dengan dukungan Putin, anak dari Ahmad Kadyrov yakni Ramzan Kadyrov duduk di kursi kekuasaan pada 2007 hingga sekarang.

Hubungan Ramzan Kadyrov dan Putin bak anak dengan ayah. Ramzan bahkan mengaku sebagai prajurit Putin.

Sebagai prajurit yang setia, beberapa waktu lalu, ia memutuskan mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia.



(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER