Kebrutalan Pasukan Chechen, dari Konflik Grozny hingga Ukraina

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 08:39 WIB
Pasukan Chechen menjadi sorotan setelah mereka membantu Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi di Ukraina.
Parade pasukan khusus Chechen sebelum berangkat ke Ukraina. (REUTERS/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasukan Chechen menjadi sorotan setelah mereka membantu Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi di Ukraina.

Pasukan di kubu Ramzan Kadyrov memang sering membantu Moskow menjalankan operasi militer, seperti di Suriah dan Georgia.

Kadyrov juga merupakan sekutu setia Presiden Rusia, Vladimir Putin. Meski demikian, kubu pasukan Chechen lain malah berpihak pada Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila melihat sejarah pasukan Chechen, sebetulnya mereka terbagi dua, loyalis Kadyrov dan loyalis Presiden Chechnya kala itu, Dzhokhar Dudayev.

Akhmad Kadyrov, ayah Ramzan Kadyrov, yang awalnya berjuang untuk memerdekakan Chechnya dari Rusia, berpindah haluan dan memihak Putin.

Sementara itu, pasukan Chechnya yang loyal pada Dudayev memilih untuk membantu Ukraina.

Kekejaman Pasukan Chechen Kala Perang Melanda Chechnya

Laporan Human Rights Watch yang dirilis pada Februari 2000 mengatakan pasukan Chechen kerap melakukan kekerasan serius dalam perang.

"Pasukan Chechen, khususnya yang menilai dirinya sebagai pasukan Islam, tak terlalu peduli dengan keselamatan populasi warga sipil," demikian pernyataan HRW dalam rilis pers mereka.

"Tetua desa yang mencoba menghentikan pasukan Chechen masuk ke desa mereka ditembak, atau dipukul parah, dalam berbagai situasi," lanjut rilis tersebut.

Tak hanya itu, pasukan Chechen disebut bertanggung jawab atas penyiksaan brutal kala periode antar perang. Mereka kerap menculik dan menyandera orang-orang.

Muncul pula dugaan pasukan Chechen mengeksekusi tentara Rusia yang tertangkap dalam perang.

Tak hanya itu, laporan Amnesty Internasional mengatakan pasukan Chechen loyalis Dudayev bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia.

Pada Juni 1995, kelompok Chechen bersenjata membunuh lebih dari 100 warga sipil di Kota Budennovsk, Rusia. Mereka juga menjadikan 1.000 orang sebagai sandera dan ditahan di rumah sakit lokal.

Bahkan, beberapa sandera dilaporkan dipaksa untuk menjadi 'tameng' pasukan Chechen saat militer Rusia menyerang mereka.

Selain itu, pasukan Chechen pernah menargetkan warga sipil pro-Moskow. Mereka dilaporkan bertanggung jawab atas pengeboman yang melukai warga sipil.

Saat konflik Chechnya dengan Rusia masih panas, seorang perempuan sempat meledakkan dirinya di tengah ribuan orang. Kala itu, banyak masyarakat berkumpul untuk merayakan perayaan Muslim di desa Ilishkan-Yurt, Grozny.

Sebanyak 18 orang tewas dan 145 orang terluka akibat bom bunuh diri ini.

Ternyata, serangan ini menyasar pemimpin Chechnya pro-Rusia, Akhmad Kadyrov. Beberapa pekan setelah, pemimpin pasukan Chechen, Shamil Basayev, mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.

Basayev sendiri masih berada dalam kubu Dudayev. Ia pernah menjadi komandan kala Dudayev menyatakan kemerdekaan Chechnya dalam perang pertama, seperti dikutip dari The Guardian.

[Gambas:Video CNN]



Kekejaman Pasukan Chechen Loyalis Kadyrov

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER