Diketahui, Rusia menggunakan taktik yang sama dengan di Suriah dan Afghanistan, yaitu menyerang bangunan tempat tinggal di kota-kota besar di beberapa wilayah Ukraina dan menghancurkan sebagian besar kota pelabuhan Mariupol.
"Kita akan lihat seberapa efektif itu terbukti," kata pejabat Eropa itu.
"Doktrin Rusia, taktik Rusia tetap sama seperti sejak Afghanistan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, CNN melaporkan Rusia tidak memiliki komandan militer dalam operasinya di Ukraina. Pasukan Rusia disebut beroperasi tanpa koordinasi dan terkadang memiliki tujuan yang tak seragam.
AS menilai Putin kemungkinan akan menunjuk seorang jenderal yang pasukannya beroperasi di wilayah selatan Ukraina. Sebab, di kawasan tersebut Rusia telah mengambil dan menguasai sejumlah wilayah, sebagai peralihan kegagalan Rusia untuk mengepung Kyiv dan kota-kota di Ukraina utara.
Analis militer dan pejabat AS yang familiat dengan intelijen telah berspekulasi bahwa penunjukan Dvornikov dilatarbelakangi oleh tujuan Putin menyabet kemajuan signifikan dan nyata di Ukraina sebelum Hari Kemenangan pada 9 Mei. Victory Day merupakan salah satu hari nasional terpenting Rusia yang memperingati kekalahan pasukan Nazi Jerman di Perang Dunia II.
Pejabat Eropa menganggap tenggat waktu ini dapat menyebabkan Rusia membuat kesalahan yang lebib buruk di Ukraina.
Rencana ini, kata Eropa, juga berpotensi menyebabkan pasukan Rusia melakukan lebih banyak kekejaman, seperti yang diduga terjadi di pinggiran kota Kyiv, Bucha, saat berada di bawah pendudukan Rusia.
"Bau kejahatan perang ini akan menyelimuti angkatan bersenjata Rusia ini selama bertahun-tahun," kata pejabat itu.
Penunjukan Dvornikov berlangsung ketika Rusia memutuskan mengubah strategi invasinya ke Ukraina agar lebih terfokus menggepur wilayah timur negara eks Uni Soviet itu setelah gagal menduduki ibu kota Kyiv dalam fase pertama perang.
Akhir Maret lalu, Moskow menyatakan fase pertama perang di Ukraina selesai dan kini akan berfokus menggempur wilayah timur negara itu, seperti Donbas.
Sejumlah pejabat Barat menilai Rusia tengah menyusun strategi untuk serangan baru yang lebih besar, termasuk menambah pasukan.
Awal April lalu, Inggris melaporkan Rusia kembali mengerahkan pasukan dari Georgia ke Ukraina untuk terus melanjutkan agresi.
Sekitar 1.200 hingga 2.000 pasukan Rusia tengah dikerahkan kembali ke kelompok Batalion Taktis 3X.
Menurut pejabat Barat, Moskow berencana merebut sebanyak mungkin wilayah di bagian timur Ukraina termasuk Donbas.