Junta Myanmar Bebaskan 1.600 Tahanan Rayakan Tahun Baru Budha

CNN Indonesia
Minggu, 17 Apr 2022 15:14 WIB
Junta Myanmar bakal membebaskan lebih dari 1.600 tahanan di seluruh negara pada Minggu (17/4) untuk merayakan Tahun Baru Buddha, Thingyan.
Junta Myanmar bakal membebaskan lebih dari 1.600 tahanan di seluruh negara pada Minggu (17/4) untuk merayakan Tahun Baru Buddha, Thingyan. Ilustrasi. (AP/STR).
Jakarta, CNN Indonesia --

Junta Myanmar bakal membebaskan lebih dari 1.600 tahanan di seluruh negara pada Minggu (17/4) untuk merayakan Tahun Baru Buddha, yang juga disebut Thingyan.

Namun, tidak jelas apakah yang dibebaskan ialah protestan atau penjahat biasa.

Sebagaimana diberitakan AFP, stasiun televisi pemerintah Myanmar mengumumkan sebanyak 1.619 tahanan, termasuk 42 warga asing, telah 'diampuni' dan bakal dikeluarkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Minggu (17/4), lebih dari 100 orang berkumpul di luar penjara Insein Yangon untuk menunggu kerabat mereka.

Terlihat seorang perempuan menunggu keponakan lelakinya, yang dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas hasutan terhadap militer.

"Dia masih muda, dan dia mungkin masih memiliki perasaan untuk melawan," ujar perempuan itu. Ia menolak memberikan namanya.

"Saya berharap seluruh anak-anak muda dibebaskan, termasuk keponakan saya. Mereka semua polos," katanya lagi.

Selain itu, tampak perempuan lain menunggu di depan penjara. Ia mengatakan tengah menunggu pamannya, yang dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun karena aktivitas politik.

"Saya datang ke sini karena saya berharap dia menjadi salah satu tahanan yang mendapatkan amnesti," kata sumber kedua secara anonim. Ia juga menceritakan sempat mendapatkan surat dari pamannya, yang menyatakan dirinya baik-baik saja.

Myanmar sendiri berada di dalam kekacauan sejak militer mengkudeta pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi, pada tahun lalu. Kudeta ini menimbulkan protes massal dan mematikan.

Lebih dari 1.700 orang telah dibunuh dalam aksi keras militer Myanmar sejak kudeta berlangsung.

Sementara itu, warga Myanmar di Yangon menolak merayakan Thingyan sebagai bentuk protes atas kudeta junta. Padahal, perayaan tersebut biasanya diwarnai dengan festival air.

Pihak junta Myanmar menggelar acara di Sule Pagoda, Yangon, di mana selebritas menyanyikan lagu tradisional dan koreografer menunjukkan sejumlah tarian.

Meski demikian, jalanan di Yangon sepi dan seorang masyarakat mengungkapkan tak berminat merayakan festival, mengingat situasi Myanmar yang masih berada di tengah konflik.

"Kami tidak berencana merayakan festival air tahun ini. Saya tidak pergi ke luar, dan saya tidak peduli apakah orang-orang merayakannya. Kami khawatir takutnya akan ada sesuatu yang terjadi," kata seorang warga, Zin Zin, kepada AFP, menggunakan nama samaran.

Media lokal juga melaporkan muncul protes kecil di berbagai wilayah Myanmar. Terlihat beberapa aktivis memegang spanduk yang menyerukan boikot atas festival tersebut.

Acara Thingyan sendiri dimulai sejak Rabu (13/4) hingga Sabtu (16/4).

(pwn/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER