Rusia Klaim Bombardir Gudang Senjata Kiriman untuk Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 05:50 WIB
Rusia mengklaim menghancurkan total 16 lokasi militer Ukraina pada Senin (18/4) termasuk depot bahan bakar dan amunisi dan pabrik rudal.
Rusia mengklaim menghancurkan total 16 lokasi militer Ukraina pada Senin (18/4) termasuk depot bahan bakar dan amunisi dan pabrik rudal. (Foto: REUTERS/SERGEY PIVOVAROV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tentara Rusia mengklaim telah menghancurkan depot besar yang menjadi gudang senjata kiriman negara asing untuk Ukraina di dekat Kota Lyiv, Senin (18/4).

Kementerian Pertahanan Rusia menuturkan berbagai jet Rusia berhasil menyerang pusat logistik yang menyimpan "sejumlah besar persenjataan asing" yang dikirim ke Ukraina selama enam hari terakhir oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa."

"Dan depot itu hancur," kata juru bicara Kemhan Rusia, Igor Konashenkov, di Moskow seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konashenkov juga mengatakan pasukan Rusia juga menghancurkan gudang amunisi di wilayah Kyiv.

Tentara Rusia mengatakan telah menghancurkan total 16 lokasi militer Ukraina pada Senin, termasuk depot bahan bakar dan amunisi, serta sebuah pabrik untuk memperbaiki rudal taktis Tochka-U.

Rusia terus menggempur Ukraina terutama wilayah-wilayah di timur negara itu seperti Donbas, Donetsk, Luhansk, hingga Karkiv menyusul perubahan strategi Moskow dalam melancarkan invasinya ke negara tersebut.

Rusia juga memerintahkan pasukan Ukraina di Mariupol untuk menyerah. Moskow mengklaim bakal mengampuni nyawa mereka jika pasukan Ukraina mau meletakkan senjata dan meninggalkan pabrik Avozstal pada Minggu (17/4).

Mariupol sendiri merupakan kota strategis yang terletak dekat dengan Laut Azov. Kota ini menjadi tempat Rusia menghubungkan pasukan mereka di timur dan selatan Ukraina.

Namun, Ukraina tak pantang menyerah. Pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan pasukannya tak akan mundur meski diancam Rusia.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER