Mahathir Mohamad Sebut Malaysia Mulai Disalip RI, Apa Masalah di Sana?

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 14:14 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan bahwa negaranya tertinggal dari Indonesia dalam pembangunan, apa masalah di Malaysia?
Pertemuan Menhan Malaysia dan RI beberapa waktu lalu. (arsip foto Kemhan RI)

Pihak Transparency juga menilai Malaysia masih belum bisa mengatasi korupsi besar.

"Negara-negara yang berada di peringkat tengah indeks, seperti Malaysia, Indonesia, dan Maldives berhadapan dengan tantangan yang lebih kompleks: korupsi besar," demikian pernyataan dari Transparency.

Menurut Transparency, korupsi besar merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang membawa keuntungan bagi segelintir orang, tetapi merugikan banyak orang. Korupsi ini dapat menghancurkan seluruh sektor, menyebabkan resesi, dan mengakhiri demokrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Malaysia memiliki sentimen melayu dan non melayu yang kuat. Sentimen ini membuat masih ada perpecahan dalam komunitas Malaysia.

"Walaupun Malaysia memiliki slogan One Malaysia, tetapi potensi kegaduhan politik berdasarkan etnik dan asal usul juga sangat kuat. Peran negara menjadi sangat kuat, tetapi begitu pemerintahnya lemah maka potensi destabilitas politik semakin terbuka," tutur Profesor Kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi.

"Artinya begitu konflik politik menguat karena munculnya sentimen etnik, maka akan mengganggu fokus pemerintah dalam pembangunan. Seringnya pergantian pemerintahan karena bergantinya perdana menteri dan jajarannya tentu berpengaruh dalam pembangunan Malaysia karena ketidakpastian politik yang akan mengganggu perkembangan ekonomi," lanjutnya.

Sementara itu, pengamat lain menilai etnis monokultur di Malaysia menyebabkan sulit berkembangnya inovasi. Padahal, inovasi merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan.

"Malaysia terlalu monokultur dalam agama dan kewargaan - ada etnis lain tapi yang utama bumiputera (Melayu). Dalam kondisi demikian akan sulit berkembang ide-ide inovatif. Beda dengan Indonesia yang multikultur," ujar Pengamat Hubungan Internasional UI, Suzie Sudarman, saat diwawancara CNNIndonesia.com, Selasa (19/4).

(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER