Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov membantah klaim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang menyatakan Moskow dapat kembali menggunakan senjata nuklir taktis.
Seorang jurnalis menanyakan kepada Lavrov tentang pernyataan Zelensky yang menyebut Rusia berpotensi menggunakan taktik senjata nuklir untuk menaklukkan Ukraina. Namun sebelum sang wartawan menyelesaikan pertanyaan, Lavrov langsung memotongnya.
"Dia [Zelensky] banyak omong," kata Lavrov dalam wawancara bersama India Today, Selasa (19/4), dikutip dari Russia Today.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Lavrov menyatakan bahwa Rusia tidak pernah mengatakan bakal menggunakan senjata nuklir dalam serangan di Ukraina.
"Saya tidak bisa mengomentari sesuatu yang diungkapkan oleh orang yang tak memenuhi syarat," lanjutnya.
Lavrov juga menegaskan bahwa "mungkin tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir." Ia juga mengatakan Rusia hanya akan menggunakan senjata konvensional di Ukraina.
Sebelumnya, Zelensky mengatakan kepada CNN bahwa Rusia mungkin akan menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.
"Tidak hanya saya, seluruh dunia, seluruh negara harus khawatir karena meski itu bisa saja informasi yang salah, itu bisa jadi kebenaran," tutur Zelensky.
Tak hanya itu, beberapa pejabat Amerika Serikat sempat menyuarakan kekhawatiran yang sama.
"Melihat potensi keputusasaan dari Presiden [Rusia Vladimir] Putin dan kepemimpinan Rusia, melihat kemunduran yang mereka hadapi sejauh ini di militer, tidak ada satupun dari kita yang bisa menggampangkan timbulnya ancaman dari potensi penggunaan senjata nuklir taktis," ujar Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Bill Burns, Kamis (14/4).