Meski China menerapkan aturan ketat, Covid-19 di Shanghai tetap melonjak. Para pakar mendeteksi biang kerok lonjakan itu, mulai dari kemunculan varian Omicron hingga tingkat vaksinasi lansia yang rendah.
Para ahli mulai berupaya mendeteksi penyebab lonjakan itu sejak kasus Covid-19 di Shanghai perlahan naik pada bulan lalu.
Kasus Covid-19 memang berangsur turun, tapi masih berada di angka 16.407 pada Selasa (19/4). Angka ini terbilang tinggi karena Shanghai tak pernah mencatat lebih dari 1.000 kasus sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi kian genting ketika Shanghai melaporkan total 10 kematian sejak awal pekan ini. Laporan ini menjadi sorotan karena sejak awal lonjakan, kota berpopulasi 26,32 juta tak pernah mencatat kematian.
Selain itu, Shanghai juga melaporkan tujuh kematian baru akibat infeksi virus corona pada Selasa (19/4).
Para pakar menganggap lonjakan ini terjadi karena kelalaian pemerintah China di tengah kehadiran virus corona varian Omicron.
Associated Press melaporkan, pemerintah China banjir kritik karena dianggap tak lekas mengetatkan aturan saat mendeteksi kemunculan Omicron di Shanghai bulan lalu.
China dianggap lebih memilih untuk menggenjot kembali ekonomi ketimbang melakukan lockdown. Penutupan wilayah baru dilakukan setelah kasus terhitung banyak.
Sementara itu, Omicron sendiri lebih cepat menular ketimbang varian lain, meski memang gejalanya tak begitu parah. Alhasil, kasus Covid-19 di Shanghai melonjak, walau kebanyakan tak bergejala.
Ketika Omicron menyebar, proteksi terhadap lansia menjadi sangat penting. Namun, tingkat vaksinasi lansia di Shanghai dan China secara keseluruhan rendah.
Mantan kepala epidemiolog Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC), Zeng Guang, mengatakan bahwa lansia merasa aman karena infeksi rendah di negara itu dalam dua tahun terakhir.
"[Mereka] tak merasakan urgensi untuk mengikuti vaksinasi," ucap Zeng kepada Global Times.
Pekan lalu, Shanghai mengumumkan bahwa baru 62 persen warga berusia 60 tahun ke atas di Shanghai yang sudah divaksinasi lengkap. Sementara itu, baru 38 persen lansia mendapatkan vaksin booster.
Sebagai perbandingan, 80 persen lansia di atas 60 tahun di Beijing telah divaksinasi lengkap. Sementara itu, tingkat vaksinasi kelompok masyarakat yang sama di Jiangxi, Anhui, dan Shandong sudah 90 persen.
Covid di China juga meledak. Apa alasannya? Bisa dibaca di halaman selanjutnya >>>