Kepala Administrasi Militer Regional Luhansk Ukraina, Serhii Haidai, mengatakan Rusia telah mengendalikan 80 persen wilayahnya per Rabu (20/4). Luhansk menjadi salah satu wilayah timur Ukraina yang selama ini didominasi kelompok separatis pro-Rusia.
Haidai menuturkan jika pasukan Ukraina tak melawan, gempuran tentara Rusia "tentu tidak akan berhenti di sini dan akan terus meluas."
Haidai menganggap Rusia benar-benar telah melancarkan fase kedua perang di Ukraina. Namun, ia memperingatkan gempuran Rusia kali ini belum "lengkah dan total".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja mereka (Rusia) menyebar banyak. Kami terus memperkuat pertahanan kami di banyak kota. Mereka mencoba mengepung pasukan kita, banyak kejahatan yang mereka lakukan di sana, tapi sejauh ini mereka belum berhasil. Kami melakukannya dengan baik untuk menghancurkan alutsista mereka," ucap Haidai kepada CNN dari lokasi rahasia.
"Seluruh wilayah Luhansk sedang dicukur habis-habisan. Tidak ada kota yang aman. Kami memahami bahwa Rusia akan terus maju dan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi," paparnya menambahkan.
Haidai pun menuturkan pihak berwenang Luhansk masih berupaya mengevakuasi warga sipil yang tersisa sebanyak-banyaknya demi menyelamatkan mereka dari gempuran Rusia yang kian intens.
Saat ini, Haidai menuturkan masih ada 70 ribu penduduk yang bertahan di Luhansk dari total 350 ribu populasi sebelum perang berkecamuk.
"Kebanyakan orang pergi dengan transportasi mereka sendiri atau menggunakan bus nasional atau sukarelawan kami. Kami tidak tahu kapan koridor kemanusiaan akan dibuka, tetapi kami melakukan evakuasi setiap hari. Intinya Rusia selalu melanggar kesepakatan. Penembakan terus berlangsung meski di jam-jam tenang," ucap Haidai.
Sama seperti Presiden Volodymyr Zelensky, Haidai juga menuntut negara Barat terutama untuk terus mengirim bantuan senjata sebanyak-banyaknya ke Ukraina.
Haidai menganggap solusi politik masih mungkin dicapai Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri peperangan. Namun, ia pesimis itu akan terjadi dalam waktu dekat lantaran baginya sangat sulit untuk mempercayai niat Rusia saat ini.
"Mereka (Rusia) berbohong sepanjang waktu. Semua orang tahu tentang itu. Tidak ada yang percaya mereka. Semua orang tahu bahwa kesepakatan dengan Rusia tidak sebanding dengan janji yang mereka tulis di atas kertas. Rusia adalah musuh seluruh dunia saat ini bukan hanya Ukraina. Ambisi mereka menyebar lebih jauh dari Ukraina," papar Haidai.
Satu setengah bulan lebih sudah Rusia menginvasi Ukraina. Alih-alih menghentikan gempuran, Rusia semakin intensif melakukan serangan di Ukraina timur, terutama daerah Donbas, Donetsk, Luhansk, hingga Mariupol.
Ledakan terus terdengar setiap hari bahkan jam hingga korban jiwa terus berjatuhan, termasuk warga sipil dan anak-anak.