Sebelumnya, Nina sempat membuat surat kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo, terkait masalah impor plastik.
Dalam surat itu, Nina menyebutkan bahwa negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa kerap menyelundupkan sampah plastik mereka ke sampah kertas yang diimpor Indonesia.
"Desa Bangun, Mojokerto menjadi tempat pembuangan sampah plastik import terbesar di Jawa Timur. Para penduduk desa memilah sampah plastik impor, yang laku dijual dan yang tidak laku dijual," tulisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nina, pemilahan sampah plastik ini berdampak pada sungai di desanya. Sampah plastik harus dicuci bersih dan limbah hasil pencuciannya mengalir ke sungai. Ini menyebabkan sungai tercemar dan berdampak pada matinya ikan-ikan di sana.
Tak hanya itu, limbah plastik juga berpotensi melepaskan mikroplastik berukuran kurang dari 5 mm. Bukan tidak mungkin, mikroplastik itu masuk ke tubuh manusia.
"Jika ada mikroplastik di sungai, ikan-ikan akan terkontaminasi dan ikan tersebut kita makan, mikroplastik bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia," kata Nina.
(pwn/bac)