Pendukung Le Pen soal Macron Menang: Ini Mimpi Buruk

CNN Indonesia
Senin, 25 Apr 2022 08:52 WIB
Warga pendukung capres sayap kanan, Marine Le Pen, kecewa berat usai tahu Presiden Emmanuel Macron menang pemilu Prancis lagi.
Warga pendukung capres sayap kanan, Marine Le Pen, kecewa berat usai tahu Presiden Emmanuel Macron menang pemilu Prancis lagi. (Foto: AFP/EMMANUEL DUNAND)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kubu kandidat presiden Prancis dari partai sayap kanan, Marine Le Pen, kecewa sekaligus marah usai melihat petahana Presiden Emmanuel Macron dipastikan menang pemilu lagi.

Berdasarkan poling quick count di saluran televisi Prancis, Macron disebut menang suara 57,0-58,5 persen dibandingkan lawannya dari partai ekstrem kanan, Marine Le Pen, yang diproyeksikan meraup 41,5-43,0 persen suara. 

Kekecewaan pun menyeruak di markas pendukung le Pen di Kota Henin-Beaumont, Prancis utara. Dukungan untuk Le Pen dari para buruh yang bekerja di kawasan ini mengalir deras, sejalan dengan kebencian terhadap presiden petahana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tak pernah begitu membenci seorang presiden. Saya belum sepenuhnya sadar, tapi besok saya akan seperti, dia [Macron] ada di sini selama lima tahun lagi. [itu] mimpi buruk," kata salah satu penduduk di Henin-Beaumont, Marie Soulillard, seperti dikutip Reuters pada Senin (25/4).

Souillard bahkan berharap sang suami bisa pensiun lebih awal jika Le Pen menang, namun harapan itu kini pupus.

"Saya tak habis pikir semua orang yang mendukung Macron, itu tak bisa diterima, saat Anda melihat semua yang telah dia lakukan," sambung dia.

Angka pengangguran di wilayah ini tergolong tinggi, dan mereka berharap sayap kanan mampu menembus Istana Elysee. Selain itu, Hemin-Beoumount juga dikuasai pendukung partai Le Pen, Barisan Nasional.

Anak Souillard, Anais, juga kecewa dengan kemenangan Macron yang sudah di depan mata, menyusul kenaikan harga barang dan rencananya menaikkan usia pensiun. Dalam pandangannya, Macron bukan pemimpin yang peduli kelas bawah.

"Dia tak memikirkan kelas pekerja, dia adalah presiden untuk orang kaya," kata Anais.

Prancis telah menggelar pemilihan presiden pada Minggu (24/4). Menurut perhitungan sementara yang baru 88 persen, Macron memimpin dengan 56,2 persen suara.

Angka tersebut kemungkinan akan terus melonjak karena masih banyak suara yang belum terhitung.

Meski terpaut jauh, anggota Komite Nasional dari Partai Barisan Nasional, Arnaud de Reigne (26) melihat masih ada tanda-tanda harapan.

"Saat Anda melihat kemajuan yang dia buat, pada 2014 mencapai 17 persen, lalu 2017 sebanyak 34 persen dan sekarang 42 persen, Anda melihat ada kemajuan yang konstan. Anda tak bisa, tak berpikir cepat atau lambat dia akan berhasil," celotehnya.

Meskipun Macron diyakini bakal melanjutkan periode kedua kepresidenannya untuk lima tahun ke depan, hasil proyeksi itu menunjukkan kekuatan sayap kanan yang menguat di Prancis.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER