Selain nama-nama tersebut, sejumlah negara Barat menduga Putin kemungkinan mendengar masukan dari para oligarki di Rusia. Dengan demikian, Barat juga menjatuhkan sanksi ke sederet orang kaya di Negeri Beruang Merah.
Salah satunya, eks pemilik klub sepakbola Chelsea, Roman Abramovich. Ia bahkan secara tak terduga muncul dalam negosiasi informal di Turki dan Ukraina pada Maret lalu.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Xi Jinping-Putin Beri Selamat ke Macron hingga Israel Gempur Libanon |
Meski demikian, para oligarki Rusia mengklaim sudah sejak lama dipaksa keluar oleh mantan KGB dan loyalis yang ditempatkan Putin dalam 20 tahun terakhir. Mereka tak punya lagi akses ke Kremlin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taipan-taipan itu juga tak mengetahui rencana invasi Rusia sampai operasi dimulai.
Menyoal invasi di Ukraina, beberapa orang di lingkaran Putin tak sepenuhnya setuju.
Putin pun ditinggalkan beberapa penasihatnya. Salah satunya yang hengkang adalah penasihat kepresidenan Rusia soal lingkungan, Anthon Chubais. Ia angkat kaki dari Rusia dan menuju Turki pada Maret lalu
Penasihat lain, Arkady Dvorkovich , mengundurkan diri sebagai kepala Yayasan SKolkovo usai mengkritik perang dalam sebuah wawancara.
Penasihat liberal top lain, Alexei Kudrin, juga tak sepakat dengan invasi. Ia menyarankan Putin meninggalkan perang tak lama setelah dimulai.
Selama pembicaraan, ia mengingatkan Putin soal konsekuensi perang, bahwa ekonomi akan terjun kembali ke awal 1990-an dan bisa memicu ketidakstabilan sosial.
Di internal Rusia bak saling sikut dan melempar kesalahan pihak lain. Saat perang berlanjut, faksi-faksi itu semakin kuat.
Pemimpin Chechen yang juga sekutu dekat Putin, Ramzan Kadyrov, berseteru dengan Dinas Keamanan Rusia dan mengecam negosiasi yang dipimpin penasihat Kremlin Vladimir Medinsky.
Setelah Medinsky mengumumkan Rusia akan menarik kembali beberapa pasukan dari Kyiv, Kadyrov menyebut Medinsky keliru dan telah membuat kesalahan.
(isa/bac)