Pihak separatis Transnistria di Moldova timur mengklaim pasukannya melepas tembakan ke arah drone di desa lokasi depot senjata Rusia.
Mereka mengklaim drone yang terbang di atas depot senjata Rusia berasal dari Ukraina.
Transnistria merupakan wilayah yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow di Moldova. Wilayah ini berbatasan dengan Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi malam, beberapa drone terlihat di langit, di atas desa Kolbasna. Drone diluncurkan ke wilayah Transnistria dari Ukraina," demikian menurut Kemendagri dalam situs resminya pada Rabu (27/4) dikutip AFP.
Kolbasna terletak sekitar 2 kilometer dari perbatasan Ukraina. Desa ini menampung sekitar 200 ribu ton amunisi era Soviet yang dijaga pasukan Rusia.
Penembakan itu terjadi usai sebuah wilayah melaporkan serangkaian ledakan yang disebut "serangan teroris." Insiden ini meningkatkan kekhawatiran menyoal dampak perang di Ukraina.
"Pada pagi hari 27 April pukul 08.45 waktu setempat, tembakan dilepas dari Ukraina ke arah Kolbasna," lanjut Kemendagri.
Sejauh ini tak ada korban yang terluka imbas penembakan tersebut.
Awal pekan lalu, Kolbasna melaporkan mendengar ledakan menghantam kementerian keamanan, unit militer dan menara radio milik Rusia.
Merespons tembakan itu, pemerintah Moldova kemudian mengimbau warganya agar tetap tenang dan meningkatkan langkah-langkah keamanan.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Putin Beri Gelar Komandan Chechen hingga Inggris soal Balasan Ukraina |
Mengantisipasi konflik meluas, Menteri Luar Negeri Moldova, Nicu Popescu, mengklaim Transnistria telah mencegah laki-laki dewasa yang siap tempur meninggalkan wilayah itu.
"Jadi, ini adalah tanda kita belum keluar dari zona bahaya potensial. Tugas utama kami adalah menjaga perdamaian di Moldova. Moldova tak boleh ditarik ke dalam skenario militer apa pun di kawasan ini," ujar Popescu dalam jumpa pers.
Namun, Pemimpin Transnistria, Vadim Krasnoselsky, membantah tuduhan itu.
"[Itu] kebohongan yang tidak masuk akal, fantasi yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan," kata dia di Telegram.
Republik Transnistria memisahkan diri dari Moldova pada 1992 setelah perang singkat dengan Chisinau. Sejak saat itu, sekitar 1.500 tentara Rusia telah ditempatkan di sana.
Kekhawatiran akan destabilisasi mulai tumbuh usai seorang jenderal Rusia mengatakan serangan Kremlin untuk menciptakan koridor melalui Ukraina selatan ke Transnistria.
Namun pemerintahan Kyiv tak percaya begitu saja. Mereka menuduh Rusia ingin mengacaukan kawasan itu untuk menciptakan dalih intervensi militer.