Cara WNI di China Obati Kerinduan Lebaran Khas Tanah Air

CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2022 08:30 WIB
WNI yang tinggal di China mengungkapkan cara mereka merayakan hari Lebaran saat jauh dari keluarga di tengah amukan Covid-19.
Umat Islam China merayakan Idulfitri dengan tradisi makan-makan di Provinsi Shandong, China. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di China, mengungkapkan cara mereka merayakan hari Lebaran saat jauh dari keluarga di tengah amukan Covid-19.

Mulai dari menjadikan perayaan ini sebagai momen untuk foto keluarga hingga kumpul bersama rekan di asrama. Sejumlah kegiatan itu merupakan bagian dari melepas kerinduan tradisi lebaran khas di Indonesia bagi WNI di China.

Ia mengatakan di China tak ada tradisi khusus atau hari libur nasional saat Lebaran, mengingat Islam bukan agama mayoritas di negara tersebut.Esti Lestari Mihail, bercerita akan mengisi Hari Raya Idulfitri dengan masak makanan khas lebaran dan salat Id di masjid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak terlalu banyak tradisi tapi pasti masak lebaran. Saya pasang musik rohani. Video call keluarga, shalat Id ke masjid kalau di Beijing bisa ke KBRI, tapi di Qingdao hanya ada masjid yang tidak shalat jamaah," kata Lestari kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (26/4).

General Manager Qingdao Red Lions FC itu lalu membeberkan sudah menyiapkan baju lebaran dan tak sabar menunggu foto bersama dengan bayinya yang belum lama lahir.

Tak Ada Larangan ke Masjid"Saya sudah siapkan baju lebaran, dan mau foto bareng suami dan bayi baru di musim semi ini. Foto bareng nuansa Muslim di komplek apartment, pasti cantik banget," kata Lestari sembari tertawa kecil.

Meski pandemi Covid-19 masih terjadi, di Shandong sejauh ini tak ada larangan ke masjid.

"Sampai hari ini sih gak ada larangan beribadah [salat] Id. Karena, mungkin jumlah muslimnya sedikit, kalau salat juga gak banyak. Tidak ada pengumuman [larangan ke tempat ibadah] yang saya lihat," jelas Lestari.

Ia sengaja merayakan Lebaran tahun ini di China karena tak ada rencana pulang dan khawatir sulit masuk kembali ke Negeri Tirai Bambu.

China tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 Ramadan tahun ini. Pemerintah lalu menerapkan penguncian di sejumlah wilayah.

Beruntungnya, kota tempat tinggal Lestari tak begitu berdampak. Ia masih bisa ke kantor secara normal, ke restoran atau ke tempat publik lain.

"Saya lebih banyak buka puasa di rumah Karena masak sendiri, ingin menghindari makanan yang rentan non halal juga," jelas Lestari.Namun, selama bulan puasa, ia lebih memilih masak sendiri ketimbang membeli makanan siap saji.

Selama masak, ia dibantu asisten rumah tangganya yang merupakan penduduk lokal. Mereka kerap mendengar salawat dan lantunan ayat suci Al-quran jelang berbuka, meski sang ART bukan beragama Islam.

Adapun untuk sahur, Lestari beserta keluarga sudah mengumpulkan stok kurma China, kurma Arab, dan susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Lanjut baca di sebelah...

[Gambas:Video CNN]



Lebaran di China Jauh dari Keluarga Besar

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER