Cegah Horor Seperti di Shanghai, Jutaan Warga Beijing Antre Tes Covid

CNN Indonesia
Minggu, 08 Mei 2022 17:32 WIB
Pengecekan tes Covid hampir menjadi kegiatan rutin harian di Beijing semenjak seluruh warga Shanghai dikurung paksa akibat kenaikan kasus.
Pengecekan tes Covid hampir menjadi kegiatan rutin harian di Beijing semenjak seluruh warga Shanghai dikurung paksa akibat kenaikan kasus. (AFP/JADE GAO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jutaan warga Beijing mengantre untuk menjalani tes Covid-19 pada Minggu (8/5), usai pemerintah setempat berusaha melacak dan mengisolasi setiap infeksi demi menghindari kejadian seperti di Shanghai.

Pembatasan ekstra ketat di Bejing, Shanghai, dan kota-kota lainnya di China kini telah berdampak pada psikologis warganya dan membebani ekonomi negara raksasa tersebut.

Meski begitu, Pemerintah China ngotot membasmi kasus Covid-19 alih-alih hidup berdampingan dengan penyakit tersebut seperti negara lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan lalu, pihak berwenang mengancam bakal mengambil tindakan terhadap mereka yang mengkritik kebijakan nol-Covid di negara tersebut.

Hingga saat ini, mayoritas dari 25 juta orang yang menetap di Shanghai telah dikurung di rumah mereka selama lebih dari sebulan.

Banyak keluhan sudah disuarakan warga kota terpadat di China itu, mulai dari kesulitan mengakses bahan makanan, hingga sulit mengakses perawatan kesehatan darurat atau layanan kebutuhan dasar lainnya.

Sebagian dari wilayah Shanghai telah mengalami penurunan level risiko ke tahap yang menurut peraturan pemerintah bisa mengizinkan mereka untuk keluar dari karantina.

Medical staff in personal protective equipment (PPE) walk in front of barriers of an area under lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China March 25, 2022. REUTERS/Aly SongSatgas Covid mendirikan tembok di sekeliling pemukiman warga Shanghai. (REUTERS/ALY SONG)

Sementara itu di sebagian besar wilayah yang lain, masyarakat Shanghai masih terjebak di belakang gerbang kediaman mereka yang dikunci oleh satgas.

Kondisi itu membuat frustrasi warga meluas dan terkadang memicu konflik dengan satgas berpakaian hazmat yang mengawasi mereka.

Situasi tersebut membuat pemerintah Beijing berjuang keras menghindari nasib yang sama. Mereka menggalakkan aksi pelacakan tanpa henti dan isolasi kasus positif.

Pada Minggu (8/5), warga Beijing berbaris untuk pengecekan di wilayah Chaoyang, Fangshan, dan Fengtai, serta daerah-daerah kecil lainnya tempat infeksi terjadi selama dua pekan terakhir.

Pengecekan ini hampir menjadi kegiatan rutin harian di ibu kota China itu. Bahkan bila ada warga yang bukan termasuk wajib tes, banyak orang lainnya masih perlu menunjukkan hasil tes negatif untuk bisa bekerja dan masuk ke sejumlah lokasi.

Lanjut ke sebelah...

Takut Status 'Beda' di Aplikasi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER