Putin Wanti-wanti 'Hari Kiamat' ke Barat di Hari Kemenangan Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut akan melayangkan ultimatum "hari kiamat" terhadap negara Barat dalam perayaan 77 Tahun Hari Kemenang Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia ke II pada Senin (9/5).
Rusia dilaporkan akan menggelar parade militer besar-besaran dalam perayaan besok, termasuk memamerkan parade pasukan, tank, roket, hingga rudal balistik antarbenua.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, berbagai pesawat tempur Rusia mulai dari pengebom strategis Tu-160, jet supersonik, hingga pesawat komando "kiamat" II-80 akan unjuk gigi terbang di atas Katedral St. Basil besok.
Parade militer ini digelar Rusia di tengah invasinya ke Ukraina sejak Februari lalu.
Putin juga dikabarkan akan berpidato di Red Square depan Mausoleum Vladimir Lenin, Moskow, saat parade militer berlangsung.
Menjelang Hari Kemenangan Uni Soviet besok, spekulasi pun beredar di Moskow dan negara Barat jika Putin sedang mempersiapkan semacam pengumuman khusus tentang Ukraina.
Beberapa pihak dan media meyakini Putin tengah mempersiapkan deklarasi perang atau bahkan mobilisasi nasional.
Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak rumor tersebut dan menggambarkannya sebagai "omong kosong".
Dikutip Reuters, Kremlin pun tak menanggapi permintaan konfirmasi terkait apa yang akan disampaikan Putin dalam pidatonya besok.
Putin menyindir Barat dalam pidatonya di perayaan Hari Kemenangan Uni Soviet tahun lalu. Saat itu, Putin mengangkat kekhawatiran kebangkitan neo-Nazisme dan Russophobia dalam pidatonya, dua isu yang saat ini ia pakai sebagai dalih menginvasi Ukraina.
Putin juga berkali-kali menghubungkan perang di Ukraina dengan ancaman yang dihadapi Uni Soviet saat menghadapi invasi Nazi Jerman pada 1941.
"Upaya memenuhi tuntutan agresor saat malam Perang Patriotik Besar ternyata merupakan kesalahan yang membuat masyarakat kita membayar mahal," kata Putin saat mengumumkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
"Kami tidak akan membuat kesalahan seperti itu untuk kedua kalinya, kami tidak memiliki hak untuk membuat kesalahan itu lagi," lanjutnya.
Putin sendiri memandang perang di Ukraina sebagai perang untuk melindungi orang keturunan Rusia yang menurut klaimnya menghadapi persekusi hingga genosida di negara eks Uni Soviet itu.
Ia juga menilai invasi Ukraina dilakukan untuk melindungi warga dari ancaman Amerika Serikat.
Namun, Ukraina dan negara Barat membantah klaim itu dan menuduh Putin mencetuskan perang yang tak beralasan.