Sejumlah korban yang selamat dari serangan bom Rusia di sekolah Bilogorivka, Ukraina timur, pada Sabtu (7/5) membeberkan situasi horor saat kejadian.
Serangan tersebut membunuh setidaknya 60 orang yang sedang berlindung di salah satu sekolah Ukraina timur.
"Saya terpental dan membentur tembok, terpojok seperti bola," kata seorang pria yang diperban di hidung dan kepalanya, yang tak berkenan menyebutkan nama, kepada CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian ledakan lain terjadi, batu-batu kecil berjatuhan di atas kami. Kegelapan," lanjutnya.
Tak hanya itu, ia menceritakan bahwa suara teriakan perempuan terus memenuhi telinganya.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Raja Salman Masuk RS sampai Putin Wanti-wanti Barat soal Hari Kiamat |
"Ada seorang perempuan di dalam ruangan kami yang terus berteriak. Dia ditarik dan terus berteriak. Saya mengatakan kepadanya 'jangan berteriak.' Kami tidak dapat mendengar apapun," tuturnya.
"Mereka mulai menggali. Saya keluar. Saya seperti mabuk, saya limbung."
Seorang penyintas lain, Sergiy, mengaku sempat berlindung di ruang bawah tanah sekolah kala bom menyerang tempat itu. Saat bom mencapai sekolah, tiga lantai gedung itu amblas ke tanah.
"Kami tidak mengerti apapun. Kami di dalam. Kemudian seluruhnya roboh. Gelap. Itu saja," ujar Sergiy.
Lihat Juga : |
Tak hanya itu, Sergiy menerangkan masyarakat yang berlindung di sekolah itu kebanyakan lansia dan anak-anak.
"Bayangkan yang mereka bom, adalah desa biasa dengan pensiunan dan anak-anak," tuturnya.
Penyintas lain, Yevgen, menceritakan pengalamannya berusaha menyelamatkan diri dari reruntuhan.
"Saya merupakan yang pertama kali mencoba keluar," kata Yevgen.
"Saya mengambil batu bata dan melemparkannya keluar. Ada beberapa papan kayu dan papan tulis. Warga lokal yang tak berada di ruang bawah tanah membantu [kami] dan menggunakan pipa untuk membuka jalan dari tumpukan papan," lanjutnya.