Mengikuti jejak Thailand dan Indonesia, Malaysia juga akhirnya menegaskan sikap netral mereka terkait peperangan antara Rusia dan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, menegaskan bahwa mereka tak akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Mereka hanya akan menunggu keputusan final dari PBB.
"Ini selalu menjadi prinsip Malaysia. Jika ada sanksi, harus melalui PBB. Jika resolusinya disahkan oleh PBB, maka sebagai anggota PBB, kami harus menghormati dan mematuhinya," kata Saifuddin, seperti dikutip Malay Mail, Minggu (8/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kawasan lain, Afrika Selatan juga sempat menjadi sorotan karena memilih abstain dalam pemungutan suara di PBB untuk mengecam invasi Rusia di Ukraina pada Maret lalu.
Presiden Afsel, Cyril Ramaphosa, kemudian menegaskan bahwa negaranya memang memilih bersikap netral. Menurutnya, dengan sikap tersebut, Afsel dapat berpotensi menjadi penengah dalam konflik Rusia dan Ukraina.
"Netralitas memang berisiko dan untungnya, kami tidak sendiri. Ada banyak negara lain yang memilih jalur yang sama," ucap Ramaphosa, seperti dilansir Bloomberg.
Ramaphisa menegaskan, Afsel ingin perang kedua negara itu berakhir. Namun, Afsel menolak resolusi PBB itu karena "tidak dapat menjadi landasan hubungan yang berarti."
(has/bac)