Warga Beijing dan Shanghai Frustrasi Lockdown: Bak Dipenjara
Warga Beijing dan Shanghai menjerit frustrasi akibat pengetatan lockdown yang diterapkan China karena lonjakan kasus Covid-19. Begitu ketat aturan, sejumlah warga merasa seperti dipenjara.
"Seperti penjara. Kami tidak takut virusnya. Kami takut dengan kebijakan ini," ujar seorang warga Shanghai, Coco Wang, kepada Reuters pada Senin (9/5).
Para warga menyuarakan rasa frustrasi ini karena mereka sudah merasakan maju mundur pemberlakuan lockdown di Shanghai selama sebulan belakangan.
Selama berpuluh hari, pemerintah bolak-balik memperketat dan melonggarkan lockdown. Terbaru, warga di empat dari 16 distrik di Shanghai menerima pemberitahuan soal lockdown pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan pengumuman tersebut, pihak berwenang setempat menetapkan pengetatan lockdown. Di bawah aturan ini, warga dilarang keluar rumah dan menerima makanan dari layanan pesan antar.
Kabar mengenai lockdown ketat ini lantas viral di media sosial. Salah satu video yang tersebar di jagat maya memperlihatkan sekelompok warga di Shanghai memarahi petugas kepolisian.
Salah satu warga juga mempertanyakan landasan hukum pengetatan lockdown itu, mengingat tak ditemukan satu pun kasus Covid-19 di kawasan tempat tinggalnya.
"Tak sekali pun saya dengar ada kasus terkonfirmasi di kawasan atau bangunan perumahan lainnya di sekitar sini, tapi langkah ketat seperti memenjarakan pelaku kriminal tetap diterapkan," ucap penduduk tersebut.
Lihat Juga : |
Sementara itu, Beijing juga mulai menerapkan lockdown ketat pada Senin. Salah satu area di tenggara Beijing melarang penduduk keluar kawasan tempat tinggalnya.
Mereka juga memerintahkan warga menunda semua kegiatan yang tak berhubungan dengan pencegahan Covid-9. Warga pun diperintahkan untuk bekerja dari rumah.
Jalan-jalan juga sepi karena sejumlah restoran, transportasi publik, jalan, taman sudah ditutup sejak Senin pagi.
"Saya sudah bekerja di rumah, tapi saya khawatir tak bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari," ucap seorang warga di distrik Changping, Beijing.
Sejumlah warga lainnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda frustrasi, termasuk petugas kebersihan di salah satu restoran di kawasan Sanlitun.
"Saya sangat tidak nyaman melihat begitu sedikit orang di sekitar saya," katanya, merasa kebingungan karena tempat kerjanya yang biasanya ramai kini mendadak sepi.
Para pekerja lainnya juga mulai stres karena perusahaan mereka meminta agar karyawannya tak pulang ke rumah demi menghindari penularan Covid-19. Seorang warga Beijing akhirnya terpaksa menyewa kamar hotel.
"Beberapa teman saya diimbau tak naik transportasi publik ke tempat bekerja, dan menyetir atau naik sepeda ke kantor, agar tak terkena dampak penyebaran [corona]," katanya.
(has)