Dua laki-laki muda, berumur 22 dan 17 tahun, tewas tertembak dalam bentrok di pos militer Ramallah, Tepi Barat, saat Hari Nakba pada 2014.
Mengutip DW, Rumah Sakit Ramallah menerangkan sebanyak tiga orang lain terluka dalam bentrok tersebut. Sementara itu, puluhan orang lainnya terkena efek gas air mata dan terluka imbas peluru karet.
Ratusan warga Palestina melempari pasukan Israel dengan batu. Insiden itu kemudian direspons pasukan Israel dengan gas air mata dan peluru karet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Independent melaporkan, setidaknya 58 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 2.000 orang terluka dalam protes di Jalur Gaza dan Israel. Bentrok ini terjadi sehari sebelum peringatan Hari Nakba pada 2018.
Di waktu yang sama, pemerintah Amerika Serikat memutuskan memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem. Pemindahan tersebut menuai amarah Palestina yang tengah berjuang mendapatkan Yerusalem sebagai ibu kota negara.
Pasukan Israel menembak mati setidaknya dua warga Palestina dan melukai 450 lainnya kala demo Hari Nakba di Tepi Barat pada 2021.
Al Jazeera melaporkan, setidaknya 11 warga Palestina terbunuh dan 500 lainnya terluka akibat ulah pasukan Israel di Tepi Barat sehari sebelum perayaan Nakba 2021.
Seorang jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, tewas akibat tembakan pada Rabu (11/5) beberapa hari sebelum Hari Nakba. Ia tewas kala meliput operasi militer Israel di Kota Jenin, Tepi Barat.
Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina, Abu Akleh terkena tembakan di kepala. Tak hanya Abu Akleh, produse Al Jazeera, Ali Al-Sumi juga turut terkena tembakan.
CNN melaporkan, media Al Jazeera menuduh militer Israel sengaja menargetkan dan membunuh Abu Akleh. Al Jazeera juga mendesak dunia untuk mengecam pembunuhan itu dan membuat Israel bertanggung jawab.
(pwn/bac)